Nama: Tamara Lisnawati
Npm: 20210110400163
Prodi: Ilmu Komunikasi
Dosen Pengampu: Hari Eko Purwanto, M.Ikom
Pembullyan merupakan salah satu kasus yang kini kian marak terjadi, jumlah yang terus bertambah dengan catatan 21.241 korban dalam pertahun nya. Kasus ini bukan lah kasus yang sederhana dan bukan kasus yang bisa disepelakan begitu saja. Kasus pembullyan satu-satunya kasus yang butuh penanganan khusus, baik untuk korban dan pelaku. Terlebih lagi di saat ini kasus pembullyan terbesar terjadi di kalangan anak-anak. Dimana mayoritas anak dibawah umurlah menjadi salah satu pelaku besarnya.
Seperti yang terjadi didalam salah satu kasus ini, empat orang anak yang rela melakukan pembullyan berupa penganiyayaan terhadap seorang ODGJ hingga tewas. Mereka semua adalah anak-anak dibawah umur yang masih duduk dibangku sekolah. Terlihat dari raut wajah mereka yang merasa bingung dan seperti tidak tau apa-apa setelah melakukan perbuatan ini. Bahkan masih ada yang merasa semangat layaknya anak-anak yang tidak mengetahui kasus ini terjerat pada dirinya.
Entah apa yang ada didalam benak mereka, sehingga mampu melakukan perbuatan tersebut dan menimbulkan korban jiwa didalamnya. Konon katanya menurut pemeriksaan Komisi Perlindungan Anak (KPA) keempat orang anak itu rela melakukan perbuatan tersebut, karena mereka dilingkungan sekolahnya menjadi salah satu korban pembullyan dari teman-temannya. Ini cukup meninggalkan bekas dalam ingatan keempat anak tersebut.
Yang dalam prosesnya itu menghantui pikiran mereka, dan yang kami lihat itulah yang menjadi pemicu. Jadi ketika kejadian meluap emosinya dan membuat emosi anak-anak tersebut labil akibat perilaku bullying yang mereka sendiri dapatkan . Hal itu juga menjadi luka batin tersendiri bagi mereka dan rela meluapkan amarah nya kepada orang lain.
Hal ini bisa dilihat bahwa bahayanya kasus pembullyian terhadap seseorang yang menerimanya. Dampak bullying itu sendiri besar, diantaranya dapat membuat trust issue, memicu gangguan mental, memiliki pikiran untuk bales dendam dan masih banyak lainya. Selain itu, terkait faktor bully itu terjadi bisa karena kebiasan mengejek orang lain, memilki rasa ketidaksukaan yang tinggi, tidak memiliki rasa empati, dan ruang lingkup kehidupan bebas tanpa batas.
Oleh sebab itu, perlunya peran yang lebih mendalam. Baik dari keluarga dan lingkungan sekitaranya yang bisa membawa anak-anak kedalam lingkungan yang aman dan jauh dari tindakan bullying. Adapun solusi yang bisa menjadi salah satu cara efektif dengan adanya program pencegahan, intervensi maupun sosialisasi yang efektif. Sinergi antara sekolah dan orang tua sangat penting dibangun dan diperkuat lagi.