Lihat ke Halaman Asli

Kado Tahun Baru dari SBY Untuk Rakyat Indonesia

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam hitungan jam sebentar lagi kita akan segera mengakhiri perjalanan tahun 2012 menuju tahun 2013, Semua tentu berharap di tahun yang akan datang banyak membawa perubahan yang berarti bagi Indonesia yang lebih baik walaupun faktanya masih banyak persoalan di tahun-tahun sebelumnya yang membuat kondisi bangsa ini tetap stagnan atau boleh dibilang jalan ditempat tanpa perubahan yang berarti. Kehidupan rakyat semakin sulit, jangankan untuk biaya pendidikan, sekedar untuk makan sehari-hari saja kondisinya sangat memprihatinkan, karena itu wajar saja kalau angka kemiskinan di Indonesia bukannya berkurang tetapi justru semakin bertambah.

Melihat fakta ini akhirnya pemerintah berjanji akan mengurangi angka kemiskinan agar segera terwujud, karena itu pada tahun 2013 nanti pemerintah akan segera membuat terobosan baru dengan target dapat mengurangi angka kemiskinan. Harapan pemerintah angka kemisknan ini dapat ditekan menjadi 9.5 atau 10.5 persen dan angka itu memang sudah tercatat di APBN 2013.

Salah satu langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah dalam mengurangi angka kemiskinan adalah dengan menaikkan Tarif Dasar listrik (TDL) yang akan dimulai tepat pada tanggal 1 Januari 2013, Langkah pemerintah menaikan Tarif Dasar Listrik ini memang sudah sangat tepat, karena dengan kenaikan ini pemerintah sudah berhemat sebanyak 14.9 Triliun Rupiah dari subsidi listrik yang selalu dibebankan pada APBN.

Selain Tarif Dasar Listrik Pemerintah juga berencana akan menaikan harga elpiji ukuran 12 kilogram dengan menaikkan harga Rp.1.500 perkilogram dan kenaikan ini juga direncanakan akan dimulai pada tanggal 1 Januari 2013. Kenaikan Elpiji 12 kilogram ini karena Pertamina sepanjang tahun 2012 mengalami kerugian sebesar 4.46 Triliun Rupiah.

Namun sangat disayangkan, menurut beberapa pakar ekonomi, mengapa kenaikan Tarif Dasar Listrik ini hanya 15%, padahal seharusnya kenaikannya ini bisa dibuat sebanyak 100% bahkan bisa 200%, begitu juga kenaikan Elpiji, kenapa harus dinaikan sebesar Rp.1.500 perkilogram bukannya Rp.3.000 perkilogram sehingga bukan hanya sekedar berhemat namun pemerintah juga akan mengalami keuntungan yang sangat luar biasa, dampak selanjutnya tentu dapat mengurangi angka kemiskinan berdasarkan target yang ingin dicapai oleh pemerintah. Anggap saja kenaikan Tarif Dasar Listrik dan Elpiji ini sebagai Kado Tahun Baru dari wujud kecintaan SBY pada rakyat Indonesia yang ingin mengurangi angka kemiskinan.

Pandangan beberapa pakar ekonomi ini memang sangat masuk akal, apalagi pemerintah memang berencana ingin mengurangi angka kemiskinan, malah para pakar ekonomi ini mengharapkan bukan hanya listrik dan Elpiji saja yang dinaikan, BBM pun perlu juga segera dinaikan sehingga angka kemiskinan diharapkan dapat segera terwujud.

Berikut ini beberapa analisa yang bisa disampaikan terkait rencana pemerintah yang ingin mengurangi angka kemiskinan dengan menaikan Tarif Dasar Listrik :

Pertama :

Kenaikan Tarif Dasar Listrik sudah pasti akan memberatkan masyarakat yang berpengahasilan pas-pasan, jangankan untuk membayar listrik perbulan sedangkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari saja mereka serba kesulitan, sehingga dengan adanya kenaikan tarif listrik ini akan berpengaruh terhadap fasilitas penerangan dirumah masyarakat, sambungan listrik mereka pasti akan dicabut oleh petugas PLN karena tidak mampu membayar rekening listrik apalagi selama ini PLN juga sangat kejam, jangankan satu bulan, terlambat satu hari saja listrik langsung dicabut.

Karena sambungan listriknya dicabut maka dengan terpaksa masyarakat akan mempergunakan fasilitas penerangan dengan petromak, lilin, obor atau lampu templok dan bila ini berlangsung terus sepanjang malam, tanpa disadari ketika masyarakat sedang tertidur lelap, lampu penerangan tradisional itu jatuh sehingga menimbulkan kebakaran dan memakan korban jiwa, akibatnya orang miskin jadi berkurang.

Kedua :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline