Lihat ke Halaman Asli

Dibalik Keinginan Mbak Tutut Jadi Presiden

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa yang tidak kenal dengan Mbak Tutut, Putri Sulung mantan Diktator Orde Baru Soeharto. Mbak tutut atau siti hardiyanti rukmana adalah wanita paling berpengaruh pada saat rezim Orde Baru masih berkuasa, konon Mbak Tutut diprediksi bakalan menjadi pewaris tunggal untuk menggantikan ayahandanya sebagai Presiden Indonesia ketiga.

Sepak terjang Mbak Tutut selama soeharto berkuasa memang sangat luarbiasa, karirnya dalam hal ekonomi dan politik melesat begitu cepat bagaikan sebuah meteor, Selain sukses dengan bisnisnya yang menggurita, Mbak Tutut juga sukses dikarir politik hingga dipercaya menjadi Menteri Sosial di Kabinet Pembangunan ketujuh era Orde Baru. harap maklum Mbak Tutut kan anak sulungnya Soeharto.

Kabinet Pembangunan ketujuh adalah Kabinet Pemerintahan Indonesia dengan masa bakti yang paling singkat hanya kurang lebih dua bulan lamanya yaitu 16 Maret 1998 s/d 1998 seharusnya masa bakti kabinet ini berakhir pada tahun 2003, namun diktator Orde Baru ini akhirnya tumbang juga oleh gerakan rakyat dan mahasiswa yang berujung pada kerusuhan massal tahun 1998 akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan berujung pada pengunduran diri Presiden Soeharto dari jabatannya pada tanggal 21 mei 1998. Maka diangkatlah Habibie sebagai pejabat Presiden dalam situasi darurat yang mengakibatkan Kabinet Pembangunan ketujuh menjadi demisioner. karena situasi darurat.

Kembali dalam konteks Mbak Tutut, sebenarnya ketika soeharto masih berkuasa, terdengar desas-desus atau sekedar isu bahwa Mbak Tutut pernah melakukan curhat pada beberapa koleganya diluar negeri untuk menyampaikan keinginannya menjadi Presiden Indonesia. salah satu kolega yang menjadi tempat curhatnya adalah mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto.

Penulis memang tidak begitu yakin dengan isu atau desas-desus curhatnya Mbak Tutut sama Benazir Bhutto, tapi setelah mencari informasi melalui pencarian google dan akhirnya ketemu juga, ternyata di luar dugaan, antara percaya dan tidak percaya tetapi setelah dianalisa ternyata masuk akal juga mengapa sampai hari ini terbukti Mbak Tutut memang telah gagal untuk menjadi Presiden Indonesia.

Berawal dari konsultasi pertama yang dilakukan Mbak Tutut dengan menelpon Benazir Bhutto. Dalam konsultasi tersebut mbak tutut menanyakan dan minta saran bagaimana caranya supaya dia bisa menjadi Presiden Indonesia, berikut percakapannya :

Tutut bertanya, Mbak Benazir, coba tolong saya dong, bagaimana sih caranya untuk bisa menjadi presiden. Oh, itu mudah, jawab Benazir, coba Mbak Tutut memakai kacamata seperti saya.

Akhirnya Mbak Tutut segera melaksanakan nasehat dari Benazir Bhutto, memakai kacamata, Namun sudah hampir setahun menggunakan kacamata, tetap tidak dipilih mejadi presiden. Terus penasaran Mbak Tutut menelpon lagi Benazir.

Mbak Benazir, gimana nih, kata Mbak Tutut, masak saya sudah memakai kaca mata, kok masih belum dipilih juga menjadi presiden. Oh, memang masih ada syarat yang lainnya sih, jawab Benazir, coba Mbak Tutut memakai kerudung seperti saya.

Kembali Mbak Tutut segera melaksanakan nasehat Benazir Bhutto, memakai kerudung dan ternyata berhasil, sesudah beberapa bulan menggunakan kerudung, Mbak Tutut akhirnya diangkat menjadi menteri urusan bantuan atau menteri Soksial. Namun karena Mbak tutut sangat berambisi menjadi Presiden terus Mbak Tutut masih menelpon lagi koleganya Benazir Bhutto.

Mbak Benazir, bagaimana nih, tanya Mbak Tutut di telepon, masak saya sudah berkacamata dan berkerudung seperti Mbak Benazir, tetapi kok saya cuma dipilih jadi menteri. Gimana sih syaratnya supaya jadi Presiden ? Dengan agak sungkan Benazir menjawab, Memang sih, masih ada syarat yang lain, cuma yang ini paling berat dan mungkin anda tidak mampu melaksanakannya !!!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline