Lihat ke Halaman Asli

Kemilau Colza di Bumi Prancis (2)

Diperbarui: 7 Februari 2016   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

BEKAL DARI PAK DIREKTUR

Jika seseorang sudah mampu menembus faktor kritis ini maka kekuatan mengingatnya lebih sempurna dibandingkan kemampuan pikiran sadar. Oleh karena itu mengapa kejadian yang penuh emosi pada puluhan tahun yang lalu masih bisa dengan jelas kita ingat sampai sekarang. Suasana itulah yang kami rasakan malam ini. Begitu menyentuh. Kami hanya bisa menunduk, mengembara dalam pikiran masing-masing. Sesaat membayangkan suasana dan tempat-tempat yang disebutkan dalam diskusi itu.

Dari Hotel Puri Denpasar kami bingung jalan menuju Hotel Amaroosa. Jakarta terlalu luas buat kami. Padahal ada beberapa teman sudah bolak-balik ke Jakarta, tapi tetap saja tidak tahu arah kesana. Maklumlah Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia, disusul Surabaya dan kota besar lainnya.

Ternyata dalam kebingungan ada jalan. Allah tidak akan memberikan kesulitan diluar kemampuan hamba-Nya. Tinggal kemudian, kita mau tidak menggunakan akal keluar dari kesulitan itu?

Akhirnya sampailah kami di tempat untuk briefing : Hotel Amaroosa. Sambil melepaskan sisa-sisa penat karena perjalanan yang macet. Kami menunggu diruang lobby Hotel. Suasananya sangat nyaman, tidak panas dan bising seperti diluar.

Saat kami sedang asyik menikmati suasana, tiba-tiba dari arah samping muncul Pak Bagiono. Kami sudah kenal dengan beliau ketika pertama kali ikut persiapan kursus sebelum keberangkatan. Satu-satu kami diminta berkenalan menggunakan Bahasa Inggris. Tapi waktu beliau tidak komentar sama sekali dengan kemampuan Bahasa Inggris kami. Malam ini kami dipertemukan kembali dalam suasana yang beda.

Sambil menunggu yang lain datang, beliau banyak bercerita tentang kehidupan di Prancis. Termasuk bagaimana kami harus bersikap dalam pola hubungan dengan orang-orang Eropa itu. Satu hal yang selalu kami ingat: Bahwa kami harus tampil terbaik sebagai entitas suatu bangsa. Tanggung jawab kami bukan hanya pada lembaga yang telah memberangkatkan kami, tapi juga pada bangsa dan negara tercinta ini.

Suatu negara dikenal dengan melihat perilaku warganya. Walaupun Indonesia itu negara besar belum tentu familiar di tengah-tengah orang Prancis. “Berikanlah Impressia yang baik...”. Kata Pak Bag, begitu sapaan akrabnya. Kami serius mendengar petuah-petuah itu. Dalam hati selama berharap kami bisa mempersembahkan yang terbaik dalam proses ini.

Memang tahun ini (2015) untuk pertama kalinya Indonesia-Prancis menjalin kerjasama Campus des Metiers Qualification Energies et Efficacite Energetieque semacam kerjasama dibidang Elektronika, Automotive, Welding, Maintenance and Repair yang diselenggarakan di Prancis.

Tim yang diberangkatkan diambil dari SMK-SMK terbaik di Indonesia dan Widyaswara. Setelah melalui proses seleksi selama 1 bulan terpilihlah 6 orang, sebagai duta pertama dari Indonesia. Program ini dibidani oleh Dit. Pembinaan SMK Kemdikbud RI.

Malam ini (Rabu, 15 April 2015) Tim akan bertemu dengan Direktur PSMK M. Mustaghfirin Amin, MBA untuk briefing tentang tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan selama di Prancis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline