Lihat ke Halaman Asli

Kemilau Colza di Bumi Prancis (1)

Diperbarui: 7 Februari 2016   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

TERPAKSA BERSYUKUR DENGAN KEADAAN

 

Tepat jam 02.00 dini hari kami sudah dijemput travel menuju Bandara Juanda Surabaya. Sebenarnya penjemputan itu terlalu pagi tapi untuk mengantisipasi kemacetan akhirnya jadwal penjemputan dimajukan, karena pesawat yang akan membawa kami ke Jakarta take off jam 06.00.

Penjemputan pertama dari Gadang (Kota Malang sebelah selatan) kemudian ke daerah Tunggul Wulung (Kota Malang bagian barat), lurus ke tengah ke arah Polowijen (suatu tempat di dekat terminal Arjosari, disana terdapat sumur peninggalan Empu Purwa, ayahandanya Kendedes, Ibunda para raja pulau Jawa).

Kadang muncul pertanyaan dalam benak kami, kenapa sumur tua peninggalan Empu Purwa itu sekarang di dekat Arjosari, lokasi dekat dengan Singosari. Padahal Tempat tinggal Empu sakti itu kan di lereng gunung Kawi. Mestinya, jika dilihat dari lokasi sekarang sumur keramat itu berada di dekat Kota Kabupaten Kepanjen, entahlah.

Kemudian, travel meluncur kearah utara menuju perumahan Banjar Arum, agak masuk sedikit, sampai sopirnya kebingungan, karena harus masuk beberapa gang tidak dikenal, pada malam hari, dimana kebanyakan orang masih tidur.

Penjemputan terakhir di Perumahan Mondoroko Singosari. Rumahnya Pak Bambang. Kelihatannya semua masih dalam kondisi ngantuk. Suasana yang biasanya rame dengan canda tawa terasa senyap, hanya sesekali bicara setelah itu hening lagi.

Pagi ini hari Rabu tanggal 15 April 2015, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim kami tim yang berjumlah 6 orang akan berangkat ke Prancis dalam rangka hubungan kerjasama di bidang pendidikan: Training Teknik sekaligus mempelajari sistem Pendidikan Kejuruan. Sebelumnya Dit. PSMK mengadakan seleksi selama satu bulan, mendatangkan instruktur dari Prancis Catherine Lemonnier namanya. Setelah melalui beberapa tahapan proses, ditunjuklah 6 orang ini sebagai perwakilan pertama yang akan berangkat ke negeri Napoleon itu.

Tiba di bandara jam 05.30 setelah boarding dan shalat subuh kami langsung menuju Gate A, menunggu pesawat yang akan membawa kami ke Jakarta. Berharap tidak ada delay pagi ini, mengingat kami harus sudah di kedutaan Prancis sebelum jam 09.00 untuk menyerahkan berkas Visa. Sebelum berangkat kami selalu komunikasi dengan Pak Hendra Syahrial dari PSMK dan Bu Karita Astri Moulia di Kedutaan Prancis.

Tidak lama kemudian pesawat datang dan kami langsung naik. Dari tadi perut protes minta haknya. Kapan diisi dengan sesuap dua suap nasi. Kami bohongi terus dengan roti dan air putih agar tidak bermasalah nanti diatas pesawat. Maklum kami biasanya sarapannya dengan nasi.

Karena booking tiketnya terlambat akhirnya kami mendapat tempat di seat paling belakang, dekat kamar mandi. Bisa dibayangkan serunya suasana di sana. Deru baling-baling pesawat bercampur sedikit aroma WC yang tidak sedap. Tapi kami tetap bersyukur tidak ada delay pagi ini. Dalam hati selalu berharap semoga saat terbang ke Prancis nanti mendapatkan pesawat yang jauh lebih baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline