Puji syukur ke hadirat Allah swt yang telah memberikan petunjuk dan kekuatan dalam proses penyusunan buku ini. Semoga dapat memberikan manfaat dan inspirasi perubahan dalam membangun pendidikan di Indonesia.
Walaupun kami tulis catatan perjalanan ini langsung dari Prancis, saat kami bertugas. Tak menutup kemungkinan pandangan kami tentang pendidikan di Prancis belumlah cukup dijadikan acuan yang utuh akan kondisi riil pendidikan di negeri Napoleon itu. Tapi paling tidak, apa yang kami susun ini adalah pengalaman langsung yang terjadi dan kami rasakan selama bertugas.
Banyak hal baru yang kami rasakan. Tidak hanya tentang pendidikan, tata cara hidup dan bermasyarakat, bergaul dan membina hubungan baik antar personal merupakan kesan tersendiri yang tidak bisa kami lupakan. Pola hidup masyarakat di Prancis merupakan satu kesatuan utuh yang telah membentuk karakter dan budaya kemajuan. Terutama kemajuan di dunia industri. Hal itu tidak lepas dari proses revolusi panjang, selama bertahun-tahun. Bahkan dalam hitungan abad.
Observasi yang kami lakukan dimulai jam 08.00 pagi hingga 18.00. 5 hari dalam seminggu, yakni Senin sampai Jumat. Di rumah pun kami masih mempunyai tugas menganalisa dan menyimpulkan setiap temuan selama observasi. Jika ada hal yang kurang jelas kami selalu dipersilahkan untuk bertanya pada nara sumber. Yakni orang-orang yang kami temui selama observasi. Baik di lingkungan pendidikan, ataupun perusahaan tempat kami berkunjung.
Di sela-sela rasa capek dan ngantuk, teman-teman dari Prancis selalu menawarkan diri untuk mengajak kami ke tempat-tempat bersejarah, cagar budaya, ataupun hanya sekedar jalan-jalan ke pantai. Hubungan kami seperti sahabat. Perbedaan budaya dan cara hidup tidak menjadi penghalang bagi kami untuk membangun kebersamaan.
Sedangkan laporan utuh dan komprehensif selama observasi sudah kami sampaikan ke Direktorat Pembinaan SMK Kemdikbud RI, sebagai sebuah pertanggung jawaban pada lembaga yang telah mengirimkan kami itu. Tentu bahasanya tidak seperti dalam buku ini. Jelas lebih formal dan mengikuti kaidah penulisan ilmiah.
Buku ini memang dikemas dengan bernarasi. Sebagai sebuah catatan perjalanan yang kami temui. Baik bersifat pribadi, kelompok dan pandangan makro tentang pendidikan Prancis. Harapannya dengan gaya penulisan seperti itu seolah kami bercerita, dalam suasana santai. Lebih tepatnya serius tapi santai.
Ada banyak orang yang telah berjasa selama proses itu. Diantaranya Direktur PSMK, Drs. Mustaghfirin Amin, MBA. Yang telah mendukung semua proses. Dari persiapan, pemantauan selama di Prancis dan penyambutan ketika pulang ke tanah air. Bahkan sebelum kami berangkat, kami di berifing khusus di Jakarta. Harapannya kami bisa menempatkan diri dan menjalankan tugas secara maksimal.
Selain itu dukungan dari Seamolec dalam hal ini diwakili oleh Bagiono Djojosumbogo, mempunyai arti penting selama proses. Beliau telah memberikan arahan cara bergaul dengan benar dengan orang-orang Normandie. Kami tidak heran mengapa Mantan Atase pendidikan di KBRI Prancis ini begitu faham cara bergaul disana. Karena beliau pernah bertugas selama sekian tahun di Paris dan kuliah S1 nya di daerah Marsaille, kota selatan Prancis. Di tengah-tengah asyiknya kami melaksanakan tugas, beliau menyempatkan diri mengunjungi kami, di sela-sela kunjungan ke Spanyol.
Selama di Prancis kami selalu diarahkan oleh Didier PINEL, kepala sekolah di Fecamp. Beliau koordinator kegiatan ini di Normandie. Dengan gayanya yang lugas tanpa basa-basi selalu menjawab kehausan kami tentang pendidikan disana. Vincent Coquin, Philipe Callonec dan Catherine, teman sekaligus guru yang mengarahkan kami dari persiapan di Indonesia sampai perjalanan kami disana. Mereka tidak sungkan-sungkan mengarahkan kami. Dan selalu bertanya: ‘Apakah kami krasan…?’