Silaturahmi dan Bincang Sastra Satu Pena Kaltara
"Aku Ingin Hidup 1000 Tahun Lagi Dengan Karyaku"
Satu Pena Kaltara semenjak diresmikan oleh Ketua Umum Pusat Deny JA terus bergerak maju dan laju dalam mengumpulkan seluruh penulis, pegiat, dan komunitas literasi di Kalimantan Utara. Ada 13 Komunitas dan Pegiat yang bergabung dslm Satu Pena Kaltara. Berbagai kegiatan secara webinar dilakukan untuk mengakrabkan semua penghuni WAG yang berjumlah 150 orang itu. Kegiatan yang telah dilakukan adalah webinar membumikan literasi di Kalimantan Utara, kemudian disusul dengan memperingati hari puisi sedunia dengan penampilan cipta baca puisi.
Kemarin, Kamis, 31/3/22 Satu Pena Kaltara mengadakan pertemuan perdana secara tatap muka yang bertajuk "Silaturahmi dan Bincang Sastra" dengan Tema "Aku Ingin Hidup 1000 Tahun Lagi Dengan Karyaku" yang dilaksanakan di Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tarakan yang secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Ir. Edy Suriansyah, M.Si. Rangkaian kegiatan ini dimulai dengan bedah buku yang berjudul " di suatu sore" yang ditulis oleh Muh. Ramli yang juga merupakan Pengurus Satu Pena Kaltara yang menjabat sebagai Koordinator Divisi Literasi dan Publikasi. Dengan dihadiri oleh dua orang pembedah yaitu Dr. Ismit Mado, S.T.,M.T dan Dr. Ana Sriekaningsih, S.E.,M.M yang juga merupakan Dewan Penasehat Satu Pena Kaltara, serta dimoderatori oleh Sarinah yang merupakan penulis buku Literasa: Literasi dalam Asa.
Setelah acara bedah buku usai, kemudian dilanjutkan dengan read aloud buku digital "Ketupat Imbiuku" yang ditulis oleh Yeisi Gusniati yang merupakan pemenang cerita ramah anak berkonten lokal kaltara yang diadakan oleh Asia Foundation yang bekerjasama dengan Let's Read yang diterjemahkan dalam 5 bahasa di Asia Tenggara. Kegiatan Read Aloud ini mengulik proses kreatif penulisan buku "Ketupat Imbiuku" yang dimoderatori oleh Dharmawati, S.Pd.,M.Pd serta dibedah oleh bapak Datu Norbeck, S.H. Kemudian diselingi oleh penampilan seni tari, pembacaan puisi, dan monolog kata.
Ketua Umum Satu Pena Kaltara, Muhammad Arbain, berharap, dengan adanya Perkumpulan Penulis Indonesia Satu Pena Kalimantan Utara ini tidak hanya menghimpun para penulis saja, tetapi melalui Satu Pena Kaltara akan lahir budayawan menulis, birokrat menulis, pengusaha menulis, guru menulis, konten creator menulis, youtuber menulis, praktisi menulis, produser menulis, mahasiswa dan siswa menulis, foto grafer menulis, stand up comedi menulis, dan profesi lainnya yang juga menulis, sehingga semua profesi yang terhimpun dalam Satu Pena bersinergi dan berkolaborasi dalam mengabadikan dirinya dalam karya nyata. Sehingga akan indah pada waktunya, kafe-kafe tidak hanya diisi oleh musik dan lagu, tetapi di sana ada penampilan pembacaan puisi, monolog kata, bincang sastra, teatrikal, bedah buku, dan lain sebagainya. Ungkapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H