Lihat ke Halaman Asli

Hadang Produk Impor, Kemenprin Siap Prioritaskan Produk Lokal

Diperbarui: 7 Agustus 2015   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak pihak meragukan kesiapan Indonesia hadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Alasannya, daya saing produk dalam negeri masih dianggap lemah. Pameran Produk Indonesia (PPI) yang digelar Kementerian Perindustrian Kamis 6-9 Agustus 2015 mencoba menjawab keraguan tersebut. Seperti apa konkretnya?

"Dalam pameran ini kita prioritakan produk industri yang memiliki kandungan lokal tinggi untuk dipamerkan," tegas Menperin Saleh Husin saat membuka PPI, Kamis (6/8/2015) di Grand City, Surabaya.

Pemberian prioritas tersebut, jelasnya, sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan Menperin serta mendorong para pengusaha agar menambah komponen lokal dalam produknya.

Karena itu, ia menegaskan komitmen dan totalitas pemerintah agar terus maju dan berkembang, terutama demi persiapan sambut era pasar bebas yang dikenal dengan MEA.

Pemerintah, tegasnya, tidak akan ragu mempromosikan kemampuan industri dalam negeri untuk menghasilkan produk berkualitas dan memiliki tingkat komponen dalam negeri yang tinggi sehingga mampu bersaing dengan produk asing.

"Dengan memiliki daya saing produk, kita harap mampu membendung banjirnya produk impor. Itu juga berarti menambah kesejahteraan ekonomi masyakat," katanya.

Sementara itu, Jawa Timur Soekarwo mengatakan perkembangan Jawa Timur selama dua tahunan belakangan ini berhasil menurunkan ketergantungan bahan baku impor.

"Bahan baku impor kini mengalami penurunan sebesar 8 persen dari 83 persen menjadi 75 persen," sebutnya.

Dalam konteks nasional, tambahnya, industri di Jawa Timur memberi peran sebesar 20,6 persen dari Industri Nasional.

Dalam Pameran tersebut,  sekitar 150 perusahaan terlibat. Sekitar 35 persen di antaranya  berasal dari Jawa Timur, sementara sisanya di antaranya dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Bali, DKI Jakarta, dan Banten.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline