Lihat ke Halaman Asli

"Soul Leadership" ala Risma

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14279472461421743929

“Memangnya Kenapa? Kenapa saya harus malu? Wong saya tidak mencuri kok. Halal kok apa yang saya lakukan! Benar tidak kan? Iya kan?!”

[caption id="attachment_407161" align="aligncenter" width="538" caption="pribadi"][/caption]

Kalimat di atas dilontarkan oleh Walikota Surabaya, Tri Rrismaharini, di hadapan ratusan anak-anak yatim dan dhuafa yang sedang diseleksi untuk masuk kelas Entrepreneur di KidsPpreneur Center, Al madina Surabaya, Minggu (15/3/2015. Suara Risma terdengar menyalak dan menggema di seluruh ruangan.

Ketika menyampaikan kalimat di atas, Risma sedang menceritakan dirinya saat masih mahasiswa. Saat itu, ia mencari penghasilan dengan cara blusukan hingga pelosok-pelosok terpencil di Surabaya. Hasil blusukan tersebut, lantas ia jadikan dalam bentuk gambar, yang setelah itu ia jual.

Bagi sebagian orang kerjaan semacam itu mungkin tidak istimewa dan tidak berkelas. Karena itu, tidak sedikit yang ogah dan merasa malu sebab tak ada nilai kerennya dan sensasi gengsinya. Bahkan juga banyak yang memaksakan dirinya tampil modis dan bergengsi, padahal uangnya pas-pasan.

“Misalnya, kalian bela-belain beli handphone atau baju baru, padahal uang kalian pas-pasan, hanya karena malu. Hanya karena minder?! Itu langkah yang sangat keliru!” tegas Risma. “Apakah kalau sudah punya handphone dan pake baju baru, lantas kalian bisa disebut sukses dan berhasil, begitu?”

Ratusan anak-anak yatim dan dhuafa yang berasal dari berbagai perwakilan panti asuhan di Surabaya tampak terhenyak. Tenggorakan mereka seakan tercekat. Sebenarnya bukan hanya anak-anak panti asuhan, bahkan penulis yang juga hadir di ruangan merasakan fenomena yang sama. Ya bagaimana, kadang-kadang ya saya juga seperti itu. Karena pengen dianggap keren, sukses, cakep dan tajir, suka main permak performance diri. Malu juga sih ketahuan belangnya, ihik ihik…

“Apakah untuk menjadi orang yang sukses dan berhasil itu perlu kaya dulu? Perlu kaya dulu? Apakah kesuksesan dan keberhasilan hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang kaya?” tambah Risma lagi. Ia beranjak dari depan, dan berjalan agar lebih dekat dengan semua anak-anak dan menanyainya. “Sukses dan berhasil itu, diperuntukkan bagi yang punya kemauan, tekad, bersungguh-sungguh dan mau belajar!”

Risma kemudian menjelaskan usahanya untuk menjadikan Kota Surabaya agar sejajar dengan kota-kota lain di dunia, nyatanya, Kota Surabaya mampu mengalahkah kota-kota elite di dunia. Kota Surabaya berhasil meraih nominasi sebagai kota terbaik dalam hal pengelolaan lingkungan.

“Itu semua bukan terjadi begitu saja lho. Itu karena diusahakan. Dan itu tidak mudah, banyak ujian yang harus dilalui. Butuh perjuangan. Lha, kalau nggak mau berjuang, mana bisa kita berhasil? Prinsipnya apa? Allah tidak akan mengubah sebuah kaum atau bangsa, jika dia sendiri tidak mau berubah. Kalian juga sama, hanya akan sukses dan berhasil sekiranya kalian mau! Kalau tidak mau dan mau begitu-begitu saja, ya sudah, seperti itu pulalah yang kita terima kelak,” katanya.

“Jadi, sekarang boleh-boleh saja saya tidak punya hape dan tidak pake baju baru, tapi besok saya akan membelikannya untuk orang lain, dan akan saya buat prabriknya. Setuju? Mau belajar dan berani punya tekad?” tegas Risma.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline