Liburan merupakan kesempatan yang paling ditunggu-tunggu bagi banyak orang. Biasanya, sambil menantikan hari libur tiba, orang akan membuat rencana untuk mengisi liburannya. Entah untuk sekedar beristirahat, bermain gawai, berkumpul dengan keluarga, nongkrong bersama teman, pergi ke mall, berbelanja kebutuhan harian, dan lain-lain. Namun, ketika libur panjang tiba tak jarang pula masyarakat memilih untuk pergi berlibur dengan jarak tempat dan waktu tempuh yang panjang, seperti; ke luar kota, ke luar pulau, ke luar negeri, ke pantai, ke puncak, dan sebagainya. Nuansa kegembiraan saat liburan biasanya diabadikan lewat kamera gawai pribadi. Namun, secara tidak sadar banyak orang merasa kegembiraan yang diperoleh saat liburan tersebut tidak ingin berlangsung cepat, sehingga banyak pula yang memutuskan untuk menginap dalam jangka waktu tertentu.
Rasa gembira yang mempengaruhi psikologis para pelancong ini rupanya meninggalkan jejak dalam ingatan mereka sehingga saat waktu liburan hampir berakhir, beberapa orang masih dalam keadaan belum siap untuk kembali menjalani rutinitas hidup yang normal. Biasanya, karena terlalu diliputi perasaan senang yang didapatkan di tempat liburan, banyak orang menjadi terjebak dan sulit realistis pada keadaan ritme hidup normal hariannya. Perasaan sedih, malas, kehilangan semangat, kelelahan, kurang motivasi, dan sebagainya yang timbul setelah libur panjang inilah yang dimaksudkan sebagai gejala post holiday blues. Perasaan negatif yang dapat mengganggu individu dalam kembali menjalani aktivitas normal setelah liburan.
Bila tidak ditangani dengan baik, perasaan yang mendominasi tadi dapat menyebabkan stress yang berkepanjangan. Oleh sebab itu, beberapa cara mandiri yang dapat kita lakukan untuk mengatasi atau mengelola perasaan yang timbul akibat gejala post holiday blues, yakni :
Terima Perasaan Sedih
Perasaan sedih yang dialami sebaiknya harus kita terima secara terbuka. Sadari bahwa perasaan sedih atau cemas setelah liburan adalah normal dan dapat dialami oleh siapapun. Dengan kita menormalisasi perasaan tersebut, kita memiliki kesadaran bahwa kehidupan kita tidak bisa dikendalikan oleh suasana hati atau mood kita sendiri.
Tetap Aktif
Tetap berusaha aktif dengan menyusun jadwal kegiatan yang produktif. Bahkan, aktivitas fisik seperti olahraga ringan atau jalan-jalan dapat menjadi alternatif yang efektif dalam membantu mengalihkan perasaan sedih dan meningkatkan mood.
Tetap Terhubung
Tetap terhubung dengan teman atau keluarga yang berada jauh dari kita dapat mengurangi rasa sedih. Sebab menjaga hubungan sosial dapat memberikan dukungan emosional.
Beberapa cara di atas pada dasarnya ingin mengajak kita untuk mengenyampingkan gejala post holiday blues dengan produktivitas yang menguntungkan bagi kemajuan diri kita. Perasaan sedih atau cemas tersebut biasanya datang ketika kita kesepian dan melamun. Maka, produktivitas diri cukup memberikan partisipasi bantuan yang efektif dalam mengelola perasaan post holiday blues.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H