Tentunya sudah tak jarang ditemui anak-anak maupun orang dewasa yang tampaknya kesulitan dalam mengontrol amarahnya. Pada chase anak usia dini tentunya tak asing lagi menemui anak yang suka tantrum di depan umum. Namun, siapakah yang patut disalahkan atas kejadian ini? Pada kasus anak-anak, tentu saja bukan anaknya yang akan disoroti, namun, orang dewasa yang mendampingi mereka saat itu. Makanya, perlu bagi kita sebagai orang tua atau pengasuh, untuk memahami konsep dasar dari kemarahan pada anak itu sendiri.
Anger atau kemarahan merupakan ekspresi dari emosi negatif yang ditunjukkan oleh seseorang saat mendapatkan perlakuan atau kejadian yang memicu dirinya menunjukkan kemarahan tersebut. Ekspresi ini, umumnya ditunjukkan dengan ciri-ciri alis berkerut, tubuh menjadi tegang, atau bentuk mulut persegi.
Adapun kunci untuk dapat memanage kemarahan pada anak, tidak bisa serta merta kita sebagai orangtua atau pengasuh langsung menghakimi sang anak tanpa mencoba melihat dari sudut pandang sang anak. Karena ada beberapa hal yang terkandang dilakukan orangtua saat merasa telah bertindak benar, namun pada nyatanya dapatenjadi penyebab permasalahan menjadi semakin runyam. Dalam hal ini, perlu dipahami dulu bahwasanya ada beberapa faktor yang memiliki andil dalam mempengaruhi emosi ini. Faktor yang mempengaruhi anger ada dua, yakni faaktor biologis dan faktor lingkungan. Cakupan dari dua faktor yang mempengaruhiini, antara lain:
a.Faktor Biologis; faktor biologis ini dapat berupa genetik, seperti faktor keturunan dari orangtua, yakni apabila orangtua cenderung memiliki anger yang besar, maka kemungkinan anak pun memiliki tingkat anger yang sama. Faktor lainnya juga dari faktor biologis ini adalah faktor saraf, yang mana bagi orangtua yang suka marah-marah, saraf anak akan kebingungan dan cenderung akan menjadi pribadi yang pemberontak dank eras kepala. Dan yang terakhir yakni faktor kardiovaskular, yang berarti sekelompok penyakit yang mempenaruhi jantung dan pembuluh darah. Adapun penyakit ini berperan dalam proses pengembangan emosi dengan reaksi marah mulai dari yang ringan hingga berat.
b.Faktor Lingkungan
Adapaun yang dimaksud lingkungan disini adalah lingkungan tempat ank itu tumbuh, baik itu lingkungan sekolah, rumah,maupun tempat bermain. Seperti halnya perkembangan emosi lainnya, lingkungan ini juga memberi andil yang besar pada perkembangan dan pembentukan emosi anak termasuk anger itu sendiri.
Tak sampai disitu, beberapa indikator dari kemarahan pada seseorang, tak terkecuali pada anak kecil yak I berupa penarikan diri dari orang yang menjadi penyebab kemarahan tersebut, menjadi lebih pendiam, dan pada tahap paling ekstrim adalah melukai diri sendiri hingga orang lain.
Perkembangan Anger Pada Anak
Seperti halnya aspek perkembangan lain,pada aaspek emosional, khususnya anger, terdapat tahapan-tahapan perkembangannya pada anak. Menurut penelitianyang dilakukan oleh Brooker dkk, terdapat 3kelompok anak menururt tingkat ekspresi emosiya, antara lain low-anger,high-anger, dan kelompok yang semakin/terus-terusan marah. Dari penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa dalam mengelola emosi, tak terkecuali emosi kemarahan atau anger, dapatdisimpulkan bahwa mengetahui dan mampu menhandle dan negintrol emosi merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan padaanak-anak, dan tak lupa,memberi merekacontoh yang baik bagaiaman seharusnya mengolah emosi yang awalanya negatifmenjadi positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H