Lihat ke Halaman Asli

Rahmi

Student Of The State Islamic University Maulana Malik Ibrahim of Malang

Upaya Pengenalan Orientasi Seksual pada Anak, Menghindari "Pembelokan" yang Tidak Diinginkan

Diperbarui: 2 November 2022   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image source: kumparan.com

Bukan hal yang jarang lagi ditemui di zaman sekarang, beberapa penyimpangan-penyimpangan seksual yang tidak diinginkan terutama pada remaja yang mengklaim apa yang mereka lakukan bukan hal yang tabu lagi. 

Memang, yang menjadi bibit-bibitnya adalah hal yang terlihat sederhana menurut pandangan orang awam, seperti berperilaku lebih 'gemulai' bagi cowok, atau sebaliknya bersikap terlalu 'tomboi' untuk anak cewek. Tapi tanpa disadari hal sesederhana itu bisa menjadi pemicu adanya penyimpangan yang lebih mengkhawatirkan saat dia dewasa nanti.

Lalu, apakah kekhawatiran-kekhawatiran diatas ada kaitannya dengan pola pengasuhan dan pengenalan tentang seksualitas pada anak sejak usia dini? Tentu saja. 

Tak dapat dipungkiri, beberapa hal yang mungkin luput dari perhatian orangtua saat proses pengasuhan anak saat kecil bisa saja menjadi kesalahan fatal yang berpengaruh besar saat anak tumbuh dewasa. Dan pengenalan konsep seksualitas sejak dini menjadi salah satu problem yang masih banyak dilewatkan oleh orangtua sampai saat ini.

Bagi beberapa orangtua, mengenalkan atau berbicara mengenai seksualitas atau orientasi seksual pada anak sejak dini merupakan pembahasan yang tabu, padahal tidak seperti itu, sederhananya, seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa dan memahami diri mereka sepenuhnya dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan interaksi seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat gesture, cara berpakaian, dan juga termasuk pola pikir, serta nilai, dan fantasi emosi. 

Adapun seks, menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki dan perempuan atau hubungan fisik antar individu (aktivitas seksual genital).  

Dan ini-meskipun terdengar tabu, tapi jauh lebih penting untuk dikenalkan sejak dini, dengan penyampaian yang mudah dimengerti oleh anak, daripada beresiko menjerumuskan anak pada pengenalan yang salah saat dia tumbuh remaja tanpa memiliki pengetahuan dasar mengenai konsep seks dan seksualitas tersebut.

Peran Penting Orangtua dalam perkembangan Gender Anak 

De Graaf, Vanwesenbeeck, Woertman,dan Meeus menyatakan bahwa dukungan dari  orangtua yang  berupa kehangatan keluarga, kasih sayang dan kekeluargaan yang memiliki hubungan proposional sangat berpengaruh pada hubungan seksual sang anak dikemudian hari. 

Kontrol orangtua yang dimaksud disini yakni seperti penetapan peraturan yang jelas, adil dan tidak mengatur berlebihan alih-alih mengenalkan kepada anak dengan pendekatan yang mereka pahami, dapat membentuk kontrol diri sendiri yang lebih baik baginya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline