Pada realitasnya, novel populer memiliki pembaca yang sangat luas. Hal ini dapat dilihat dari jumlah terbitan novel-novel tersebut. Sebagai contoh novel Mariposa karya Luluk HF yang mengalami cetak ulang berulang kali hingga akhirnya muncul sebagai ekranisasi melalui film Mariposa yang diperankan oleh Angga Yunanda dan Zara Adhisty. Selain itu, saat ini muncul berbagai novel populer yang menarik perhatian anak muda. Novel yang dialih wahanakan dari Alternate Universe (AU) di Twitter sedang ramai dibicarakan oleh para remaja. My Youth dinilai sebagai novel yang menginspirasi para remaja karena kuatnya kehadiran karakter di dalamnya. Novel yang dapat meningkatkan jiwa ambis dan produktif para remaja. Lewat Kala dan Clara, kita bisa mengetahui cara untuk menerima diri sendiri, menyelesaikan masalah, dan mencoba untuk berani menghadapi sesuatu.
Novel populer memang dianggap lebih dekat dengan realitas zaman. Novel populer disebut mampu merekam kehidupan dan problematika kehidupan anak muda pada zamannya. Tema yang dipilih merupakan tema yang ringan dan dekat dengan kehidupan anak muda. Gaya bahasanya ringan, serta dalam dialognya terdapat idiom yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal itulah yang menyebabkan novel populer dianggap sebagai representasi zaman.
Selain mampu mempresentasikan dan merekam kehidupan anak muda, novel populer juga memiliki efek sosiologis. Efek sosiologis yang ada dalam karya sastra digunakan untuk meneliti sejauh mana karya sastra berpengaruh terhadap masyarakat. Dengan munculnya tokoh dan karakter yang dijadikan ikon anak muda yang dibangun oleh penulis menerangkan bahwa efek sosiologis dalam sastra berpengaruh terhadap masyarakat. Gyanendra Kala Paramadita dan Agastya Judith Clarantia yang menjadi karakter dalam novel My Youth dijadikan sebagai representasi dan inspirasi anak muda yang ada di zamannya. Sebagai Generasi Z, Kala dan Clara merupakan representasi dari sosok anak muda yang pintar, pekerja keras, memiliki wawasan yang luas, memiliki kepedulian terhadap sesama, selalu berpikir kritis, dan memiliki cita-cita yang tinggi.
- Unsur Naratif dan Gambaran Cerita My Youth
Novel My Youth terdiri atas 32 bagian yang di dalamnya terbagi atas 4 bagian utama. Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran (maju-mundur). Novel yang mendapat rating 4.6 di goodreads ini merupakan novel yang ditulis oleh Giantara Alam. Uniknya gaya bercerita deskriptif yang digunakan oleh penulis membuat kisah-kisah dan perjalanan hidup sang tokoh berkesan. Tempat dan suasana yang digambarkan dengan detail membuat cerita semakin hidup, seolah pembaca tengah berada diantara tokoh-tokohnya. Penggambaran kehidupan perkuliahan, organisasi, lingkunngan pertemanan, dikemas dengan baik sehingga saya sebagai pembaca ikut terhanyut dengan tulisannya.
Cerita yang ringan dan konflik yang umum terjadi di kehidupan sehari-hari diangkat dan dijabarkan dengan solusi di dalamnya. Permasalahan isu sosial dan politik yang diangkat dalam novel ini, seperti kekerasan seksual, kesehatan mental, kemanusiaan, kekerasan terhadap anak bahkan pendidikan memberikan pembaca pengetahuan baru mengenai isu-isu tersebut.
- Gyanendra Kala Paramadita sebagai Representasi Remaja yang Menginspirasi
Cerita dalam novel ini berfokus pada kehidupan Gyanendra Kala dan Agastya Judith yang menjalani kehidupan perkuliahan, percintaan, dan persahabatan yang saling membangun. Cerita ini berfokus pada tokoh Gyanendra Kala. Hal tersebut terlihat dengan banyaknya dialog dan narasi yang ditulis oleh pengarang tentang Kala.
Kala digambarkan sebagai remaja yang memiliki pemikiran terstruktur. Pemikiran dan kata-katanya bisa membuat seseorang sadar bahwa tidak semua hal harus dipikirkan dalam satu satu sekaligus. Kala merupakan pendengar yang baik, selalu merespon dan memberi tanggapan positif kepada lawan bicaranya. Kala merupakan seseorang yang berani mengemukakan pendapat, ia tak pernah takut jika apa yang dipikirkannya tidak diterima oleh orang lain. Hal itu dibuktikan dengan kutipan berikut.
"Gue kurang setuju, sih." Kala melontarkan responnya. "Buat gue, hidup itu untuk berproses. Ada kalanya lo punya ambisi, jadi segala sesuatu akan lebih jelas, lo tahu langkah apa yang perlu dilakuin dan segala macemnya. Tapi, nggak jarang juga ada orang di tahap segaka sesuatu kaya semu, bahkan bisa jadi udah masuk tahap nggak jelas, terus bikin orang berasa kehilangan arah dan tujuan. Terus apa itu artinya nilai lo sebagai manusia bakalan berkurang?" (My Youth, hlm. 121)
Tokoh Kala yang dinilai sebagai remaja yang menginspirasi karena pola pikir, kecerdasan, dan keberaniannya. Apapun yang dilakukannya merupakan hal positif yang bisa diikuti oleh para pembaca. Hal ini menunjukan bahwa budaya anak muda selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman.
Budaya anak muda pada novel My Youth adalah sebuah konstruksi tentang pikiran, keyakinan, sikap, dan tindakan keseharian anak muda yang dapat menginspirasi pembaca. Tokoh Kala dan Clara yang dihadirkan penulis merupakan gambaran anak muda yang dapat mengatasi isu sosial dengan pemikiran kritisnya dengan menunjukan keberanian dan mengesampingkan egonya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H