Sumber: Dokumen Pribadi Goespoer
Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni 2024, Salah satu Guru Besar Universitas Sebelas Maret (UNS) Prof. Dr. Agus Purwantoro, M.Sn atau biasa di panggil Goespoer, dengan bangga mempersembahkan pagelaran Wayang Godhong bertema "Ijo Royo-Royo". Acara ini berlangsung di Objek Desa Wisata Tol Kayangan, Wonolelo, Magelang, dengan mengusung tema utama "Napak Bumi Nggayuh Kahyangan".
Sumber: Dokumen Pribadi Goespoer
Wayang Godhong adalah bentuk inovatif dari seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan daun sebagai media utama, berbeda dari wayang kulit yang konvensional. Pagelaran ini tidak hanya menampilkan keindahan seni, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang pelestarian lingkungan. Tema "Ijo Royo-Royo" diambil dari istilah Jawa yang menggambarkan kesuburan dan kehijauan alam. Dalam konteks Hari Lingkungan Hidup Sedunia, tema ini mengajak masyarakat untuk merayakan dan menjaga keanekaragaman hayati serta kelestarian lingkungan. Dengan latar belakang pemandangan asri Desa Wisata Tol Kayangan, Wonolelo, Magelang, pagelaran ini menjadi lebih bermakna dan relevan.
Sumber: Dokumen Pribadi Goespoer
Keistimewaan acara ini adalah keterlibatan Prof. Dr. Agus Purwantoro, M.Sn, Guru Besar Penciptaan Seni Performance Art Prodi Seni Rupa Murni UNS, sebagai dalang dan pemain utama. Beliau tidak hanya menunjukkan keahlian dalam bidang akademis tetapi juga dedikasi dalam melestarikan budaya dan lingkungan. Melalui pertunjukan Wayang Godhong, Prof. Dr. Agus Purwantoro menyampaikan cerita yang menggambarkan harmonisasi antara manusia dan alam serta pentingnya keberlanjutan. Pertunjukan ini memiliki makna sebagai sentral alam dan spiritual keimanan seseorang untuk memandang lingkungan sehari-hari sehingga menumbuhkan sikap-sikap pengelolaan yang bijaksana dan selaras antara alam lingkungan dan kultur masyarakat hingga masa kini.
Melalui pertunjukan Wayang Godhong " IJO ROYO-ROYO ", masyarakat diajak untuk membuka dan menumbuhkan wawasan lokal tentang keakraban visual antara manusia dengan alam melalui harmonisasi dzikir-dzikir spiritual, dendang seni, dan tarian trance yang mengungkapkan perasaan-perasaan alamiah manusia. Dengan demikian, kita menjadi akrab dengan lingkungan sekitar kita dan mau menjaga keberlangsungan lestarinya dalam dinamika global dunia hari ini. Serta pertunjukan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mendorong tindakan nyata untuk melestarikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H