Gaya berbusana selalu menjadi kesan pertama, saat pertemuan dengan kolega, teman dan keluarga. Penampilan selalu diperhatikan dari atas hingga bawah seperti, pakaian, aksesoris, dan alas kaki. Tetapi, kini masker yang menjadi perhatian utama tiap individu. Dengan menggunakan masker, menimbulkan rasa saling aman antara satu dengan yang lainnya.
Pada 18 Mei 2022, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa masyarakat diperbolehkan untuk tidak memakai masker saat melakukan aktivitas baik diluar maupun di dalam rumah. Kebijakan ini berdasarkan angka penderita COVID-19 telah menurun drastis dan bahkan di beberapa wilayah Indonesia kasus COVID-19 tidak ada.
Tidak ada aturan lagi secara hukum mengenai penggunaan masker. Masyarakat bebas untuk tetap menggunakan masker atau melepaskan. Setelah pernyataan tersebut rilis, terdapat banyak perspektif mengenai penggunaan masker, apakah masih diperlukan atau tidak?.
Saat ini Indonesia masih belum bisa untuk free mask, walaupun hampir seluruh masyarakat di Indonesia telah melakukan vaksinasi pertama, kedua hingga booster. Tetapi, belum tentu herd immunity ini akan berjalan secara berhasil 100%. Data penderita COVID-19 memiliki banyak bias. Mengapa? Masyarakat di Indonesia banyak memilih untuk self treatment daripada berobat di rumah sakit. Dengan pengobatan secara mandiri, kesehatan pasien secara psikologis menjadi lebih baik, pasien merasa disayang oleh seluruh anggota keluarga dan tidak ada rasa takut ketika dalam tindakan secara medis.
Berbeda dengan salah satu mahasiswa Universitas Airlangga, Indonesia sudah tidak bisa lepas dari masker bukan karena secara kesehatan. Secara dilansir dari katadata.com, lebih dari 80% seluruh masyarakat sudah tervaksinasi. Kebiasaan baru memakai masker yang sudah melekat di kehidupan masyarakatnya. Menurutnya, ketika melepas masker vibes nya seperti melepas pakaian, tidak cocok. Dengan menggunakan masker, memiliki banyak manfaat dalam bersosialisasi dan berbusana.
Bagaimana bisa? Budaya orang asia ketika berbicara diwajibkan untuk selalu tersenyum, dengan memakai masker tidak harus lelah untuk tersenyum dengan jangka waktu panjang. Selain itu, orang yang merasa tidak percaya diri dengan riasan nya atau dengan dirinya sendiri senang memakai masker. Karena privilege good looking akan berada di pihaknya dengan menutupi masker. Masker saat ini memiliki banyak model, menjadikan banyak masyarakat tertarik untuk beli karena outfit nya menjadi lebih keren.
Oleh karena itu, Indonesia tidak bisa free mask dikarenakan faktor secara medis dan kebiasaan. Secara hukum, masyarakat dapat melepaskan masker tanpa khawatir tuntutan kepadanya. Tetapi, masyarakat lebih memilih untuk tetap menjaga masker karena tidak merugikan dalam beraktivitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H