Lihat ke Halaman Asli

Lanjutan "Aku dan Timnas U-19"

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kembali ke chanel pertandingan sepakbola antara indonesia melawan korea selatan dalam kualifikasi Piala Asia U-19 http://olahraga.kompasiana.com/bola/2013/10/13/aku-dan-timnas-u-19-598429.html. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya pertandingan dilanjutkan dan kondisi lapangan sudah tidak terdapat genangan air. Hujan juga sudah mereda, babak pertama dilanjutkan kembali. ketika kami mulai menyaksikan pertandingan kembali muncul komentar dari salah satu diantara kami "Sudah tidak hujan kah, bisa kalah ni kalo kondisi lapangan sudah normal". Namun yang lain tetap diam termasuk saya, meskipun dalam hati saya juga memikirkan kekuatiran yang sama. Kami mulai serius menyaksikan laga ini kembali, dan tidak lama babak pertama benar-benar usai setelah sempat tertunda karena hujan.

Para pemain kedua kesebelasan kembali memasuki lapangan, terlihat kedua kesebelasan berkumpul, termasuk para pemain indonesia yang tentunya mendapat pengarahan dari para pelatih dan melakukan do'a bersama. Begitu juga kami, dalam rasa pesimis yang acapkali timbul kami tetaplah berdoa agar hasil terbaik didapatkan negara ini. Peluit panjang berbunyi, babak kedua telah dimulai dengan kick off dari pemain korea. Beberapa waktu berjalan kami semakin bersemangat melihat permainan tim indonesia yang ternyata mampu memberikan tekanan yang luar biasa ke pertahanan korea. Kami juga saling melontarkan kekaguman pada para pemain, keberanian mereka memegang dan memainkan bola dengan tenang. Visi permainan dari para pemain tengah dan sayap yang luar biasa. Tapi tetap saja, saya sering menyalahkan pemain jika kehilangan bola atau terlalu lama memegang bola atau pada saat  saya menganggap mereka melepaskan kesempatan. Padahal saat saya sendiri bermain bola merasa sangat sulit bermain pada saat fisik telah menurun (tidak sadar diri). Ya tapi inilah penonton/supporter, saat tim kalah sering kali menyalahkan siapa saja, bahkan saat menangpun masih kurang terima dan menyalahkan kondisi. Goool...gol....gol...gol, kami berteriak meloncat mengepalkan tangan, kembali konsentrasi pada layar televisi. Tidak ingin kehilangan momen, proses terjadinya gol kedua yang kembali dicetak oleh Evan Dimas. Emosi kami benar benar terluapkan, apalagi proses terjadnya gol mirip dengan gol yang pertama, dengan penetrasi dari sayap kanan melalui Maldini yang mampu lolos dari hadangan dua pemain belakang korea mampu melesakkan umpan tarik matang ke evan dimas. setelah menahan bola sebentar evan langsung menendang bla dengan keras. Sontak kami memeberikan pujian kepada dua pemain tersebut. Padahal sebelumnya ada yang berkomentar maldini terlalu lama membawa bola, paling bentar lagi terlepas. Aku semapat berfikir 'untungnya komentar ini tidak bisa didengar oleh para pemain timnas yang sedang bertanding dan hanya kekesalan para penonton tv saja' .  Pertandingan terus bergulir dan kami masih setia melihat dan berharap indonesia bisa menang, apalagi kini unggul 2-1. GOOOOOOooooolllll....kali ini teriakan kami lebih keras, semua beranjak dari tempat semula, mengepalkan tangan lebih lama....sepertinya ada beban sangat berat yang berhasil kami hilangkan. Yap, gol ketiga untuk indonesia yang dicetak oleh pemain yang sama dengan skema yang sama kerjasama apik antara ilham, mukhlis dan evan dimas. Ilham menyusur dari sisi kanan, melewati hadangan dua pmein korea, kumeudian melepaskan umpan datar kepada mukhlis yang didalam kotak penalti. Tapi striker muda indonesia ini tidak mengambilnya, ia seperti merasakan evan dimas berlari dan memiliki posisi yang lebihh menguntungkan. Dengan satu sentuhan mukhlis mengoper bola kebelakang, evan dimas yang berlari dan tak terkawal tak menyia-nyiakan peluang, ia langsung melakukan tendangan first time kaki kiri keras yang tak terjangkau kiper korea. Golpun terjadi, 3 gol dari evan dimas dan dari skema serangna yang sangat mirip mengandalkan kreatifitas dua pemain sayap maldini dan ilham. Sontak, kami memiliki harapan besar bahwa malam ini timnas akan menang dan lolos keputaran final piala asia U-19. Sisa waktu berikutnya menjadi menit-menit yang lama bagi kami, rasanya pertandingan tidak kunjung selesai. Sampai pada korea kembali mencetak gol ke gawang Raffi Murdianto kami semakin harap-harap cemas. Apalagi serangan korea semakin meningkat di menit-menit akhir babak kedua ini. "wahhh, ini adalah empat menit yang sangat panjang", komentar salah satu dari kami ketika tambahan waktu untuk babak kedua adalah 4menit. Begitulah biasanya kami merasakan, untuk tim yang unggul sisa waktu pertandingan akan terasa lama, dan bagi tim yang tertinggal rasanya waktu cepat bergulir. Sampai akhirnya peluit panjang berbunyi kami kembali meluapkan kegembiraan layaknya para pemain yang berlari saling berpelukan, sujud syukur dan mengibarkan merah putih berlari ketengah lapangan. Sama, akmi juga meluapkan kegembiraan kami, setelah ketegangna dimenit akhir. Meskipun tadi kami sempat mencela kapten tim sekaligus pencetak tiga gol, evan dimas jatuh dilapangan, bukan tentang profesional atau tidak, karena bagi saya itu justru merugikan tim, karena menjadi pincang. 'UNTUNG' para pemain belakang cukup disiplin. Selamat untuk TIMNAS U-19 selamat berjuang di putaran final, selamat untuk PSSI dan selamat untuk bangsa INDONESIA.
Kami tetaplah juga anak negri ini, yang meskipun sering mencela, tidak terima kami tetap berharap yang terbaik untuk bangsa. Kami hanyalah penikmat sepakbola, yang naif, yang hanya tau menagn-draw-kalah tapi tetap selalu menginginkan kemenangan. Diluar tingkah laku kami (baca:Supporter) yang sering kurang patut, emosional, mudah terpancing membuat kerusuhan. Jauh dalam hati kami, NKRI harga mati. Demikian opini saya, yang lebih berisi cerita nonton bola saya, semoga ini menjadi pelajaran bagi saya pribadi khususnya dan bagi kita utnuk semakin dewasa dalam menyikapi permasalahan kompleks negri ini. SUPPORTER adalah Pemain ke-12 dalam sepakbola, semoga kedepan supporter indonesia mampu memberi kontribusi bagi prestasi sepakbola kita, sesuai perannya sebagai pemain ke-12 tadi.

Mohon maaf atas segala kesalahan,

dan Terima Kasih... "Selamat Hari Raya Idul Adha"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline