Agak susah mau bercerita tentang kisah ini. Namun, mohon pengertian dari pembaca, kisah ini saya paparkan agar tidak menjadi sebuah kesalahpahaman. Tak ada niat saya seburuk apapun pada pembaca kisah saya ini. Tidak ingin rasanya saya mendapat pujian atau apapun yang membelokkan niat dari awal saya membagikan kisah ini
Semata-mata saya mengajak agar kita mau bersyukur pada Tuhan Maha Esa, karena semua bentuk pertolongan tangan kita pada sesama bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. Menolong sesama sekuat apa yang kita mampu, agar insan Tuhan lain terselamatkan di muka bumi ini.
Berawal dari wafatnya ayah mertua di pertengahan Bulan Mei 2015 yang lalu. Menjelang jenasah akan dibawa ke pemakaman, kami dihenyakkan oleh sebuah fakta bahwa desa Bandar Agung Kecamatan Sribhawono Lampung Timur masih belum memiliki ambulans untuk menghantarkan warga ke pemakaman. Sedangkan pada umumnya, tanah pemakaman sangat jauh dari pemukiman. Hampir 4 kilometer dari perkampungan. Ditambah jalan lingkungan yang rusak parah, jarak tempuh bisa 2 jam sampai di pemakaman.
Yang ada, jika hendak memakai ambulans, harus sewa ke sebuah yayasan di kota kecamatan. Biaya sewa mencapai 1 hingga 2 juta dalam waktu setengah hari. Bukan uang sedikit buat warga kampung sederhana kebanyakan di Lampung.
Begitu kami sewa, mobil ambulans yang datang sangat jauh dari kata "layak". Sebuah mobil tua yang catnya mengelupas dan dalamnya, jika penumpang naik, sudah berisik mobil ambulans jika berjalan. Sungguh memprihatinkan.
Istripun mulai berpikir keras. Saya juga akhirnya mengiyakan. Kita harus berbuat sesuatu untuk sediakan ambulans gratis buat warga desa kami.
[caption caption="Ambulans gratis"][/caption]
Sepulang dari Lampung, di Denpasar saya sudah mulai bergerak mencari mobil merk APV dengan budget anggaran tidak melebihi 100 juta. Hal ini dimaksudkan agar bisa melengkapi mobil dengan perlengkapan sirine, keranda dan jok duduk pinggir juga printing body mobil.
Akhirnya, lewat jasa web jual beli mobil bekas, kami medapatkan mobil APV tahun 2009 seharga 90 juta. Itu juga semata-mata saya meyakini karena Pertolongan Allah. Biasanya mobil sejenis dengan tahun sama, harganya bisa mencapai seratus juta lebih. Saya sudah tidak ambil pusing dengan harga. Karena saya yakin, niat baik akan diberikan jalan mudah.
Mobil sudah didapat, tinggal mempersiapkan keranda dan jok pasangan yang kecil dan distel menepi di pinggir pintu mobil. Agar keranda besar bisa terangkut membawa jenasah.
Keranda dan jok sudah beres, kami mulai mencari perlengkapan lampu sirine ambulans. Di sebuah toko asesoris mobil lagi-lagi kami diberi harga murah untuk lampu sirine yang bisa mengeluarkan suara nyaring dan lampu patrol berputar.