"Tiada Rotan, Akar Pun Jadi" , peribahasa ini mengingatkan kita agar selalu mengupayakan dan mengoptimalkan sumber daya guna apa saja, walaupun sumber daya itu bukan barang utama yang bagus. Siapa yang menyangka, kalau dulu akar pohon Jati dibuang-buang oleh orang dan diremehkan begitu saja, sekarang adalah barang furniture/mebel berkelas mewah dan mahal.
Tanaman Jati ( Tectona Grandis ) secara morfologis bisa mencapai ketinggian 30 - 45 meter. Diameternya batangnya bisa mencapai 220 cm. Walaupun sang pohon sudah mati, akar pohon jati bisa tersimpan dalam tanah dengan aman hingga mencapai ratusan tahun. Wow, fantastik !
Beberapa hari lalu, saya berkesempatan mengunjungi sebuah workshop kerajinan Mebel Akar dari Pohon Jati di daerah By Pass Ngurah Rai dekat Simpang Siur karena undangan seorang teman. Baru sampai di halaman, saya dibuat tertegun dan berdecak kagum. Karena di pintu masuknya sudah ada 2 akar pohon jati setinggi 5 meter dan mengapit pintu masuk workshop.
Akar-akar pohon jati yang ada di workshop "Dunia Akar" ini berasal dari daerah Bojonegoro dan Tuban, Jawa Timur.
Ada cerita unik sedikit tentang umur pohon jati yang bisa mencapai hingga puluhan sampai ratusan tahun. Seorang awam saja ternyata bisa menghitung usia jati dari "lingkaran tahun" yang dimiliki oleh batang jati. Hal ini bisa terjadi karena adanya kambiun kayu jati memiliki sel-sel yang menghasilkan perpanjangan vertikal dan horisontal, dimulai dengan berkembangnya inti sel berbentuk oval memanjang, kemudian membelah menjadi 2 sel demikian seterusnya. Pada musim kemarau, daun jati akan berguguran dan saat itu kambiun akan tumbuh lebih sempit. Dan saat musin penghujan, daun akan tumbuh dan kambiun akan tumbuh normal kembali. Perbedaan pertumbuhan tersebut akan membentk suatu pola indah bila batang jati dipotong melintang. Nah, inilah yang dikatakan pola lingkaran tahun.
Keunikan yang kedua, ternyata jati tidak mudah untuk dimakan rayap. Karena kayu jati memiliki kadar selulosa 46,5%, lignin 29,9%, pentosan 14,4%, abu 1,4%, dan silika 0,4% serta nilai kalor 5,081 kal/gr. Keawetan kayu sesuai hasil uji terhadap rayap dan jamur termasuk golongan kelas I. Dengan demikian , kayu jati dapat terserang rayap dengan kapasitas rendah pada kondisi kayu yang dipengaruhi oleh umur pohon. Jadi semakin tua usia kayu jati, maka semakin sulit terserang rayap.
Jadi demikianlah keunikannya, bisa dimengerti akar jati yang bisa mencapai ratusan tahun terpendam dalam tanah semakin awet dan tidak disukai rayap dan jamur. Demikian keterangan yang disampaikan oleh pemilik workshop, Bapak Suminto.
Harga yang dijual sangat bervariasi. Tergantung dari bentuk jadi akar jati itu sendiri dan faktor kesulitan dalam mengolah akar jati. Ada meja dan kursi jati yang dipatok harga bandroll Rp.10 juta dan ada meja besar untuk rapat pertemuan dibandroll dengan harga kisaran Rp.100 juta.
Penjualan akar jati yang diubah menjadi bentuk furniture/mebel dan hiasan taman ini juga telah banyak diekspor ke manca negara seperti India, China, Korea, Jepang, Australia, Inggris dan Amerika. Dan buyer terbesar adalah dari Jepang dan Korea yang sangat menggemari furniture dari bahan dasar jati.
Tapi, tunggu dulu, ternyata perjuangan sebuah akar jati menjadi barang mebel mewah dan diminati berbagai negara ini, tidak semanis yang dibayangkan orang banyak. Karena dulu, akar jati adalah limbah dari produksi kerajinan jati yang hanya mengambil dari batang kayu saja. Dulu bagi banyak orang, sisa tebangan pohon jati seperti bonggol, akar pohon sering dijadikan kayu bakar karena dianggap limbah yang tidak berguna. Tetapi seiring perjalanan waktu, dengan munculnya ide kreativitas anak bangsa di wilayah Jawa Timur, maka bermunculan seni kerajinan bonggol dan akar pohon Jati.
Dulu diremehkan, sekarang dicari banyak orang dari luar negeri.