Lihat ke Halaman Asli

Agung Soni

TERVERIFIKASI

2500 USD Belum Cukup Membayar Keamanan Anak Bersekolah

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2500 USD adalah SPP yang harus dibayar orang tua / wali murid TK JIS yang sedang heboh itu. Angka ini saya dapatkan dari wawancara telekonferens yang ada di TV One saat ibu TH ditanya besaran SPP per bulan anaknya di TK JIS.

Ibu TH menyesal sudah memasukkan anaknya bersekolah di TK Jakarta International School. Ibu TH mengungkapkan kekesalannya seperti yang ada di Kompas.com, "Kamu mau masuk (sekolah) tidak ada izin, bayarnya Rp 20 juta perbulan, mau? Itu makanya, jengkel saya,". ( Beritanya disini ). Seperti dimaklumi Ibu TH berkata demikian karena anaknya sudah menjadi korban perbuatan cabul cleaning service yang bertugas membersihkan TK JIS setiap hari.

20 Juta Rupiah perbulan bukanlah uang sedikit. Pemanfaatan uang sebanyak itu oleh sekolah yang sangat dipercaya kredibilitas dan kualitas pendidiknya ternyata belum bisa memenuhi rasa aman buat orang tua seperti ibu TH. Dan ditambah penyesalan yang menjadi-jadi ketika Ibu TH mengetahui kalau TK JIS belum memiliki izin dari Ditjen PAUDNI Kemendikbud.

Mendengar berita ini tergelitik hati saya untuk ikut memberi masukan kepada Kemendikbud. Agar bisa menjadi perhatian untuk kita semua sebagai orang tua dan pembelajaran berharga. Uang SPP mahal ternyata belum cukup membayar keamanan anak bersekolah. Itulah yang dirasakan Ibu TH dan kita sebagai orang tua.

Masih banyak TK dan sekolah negeri maupun swasta yang bertarif lebih logis dan menjamin keamanan anak didiknya setiap hari agar tidak menjadi incaran dari para psycho dan penjahat berat yang menyukai anak-anak kecil (pedofilia).

TK Laskar Pelangi sebagai contoh. Sekolah ini jauh sekali dari apa yang ada dibenak kita seperti sekolah kebanyakan. TK ini ada di Kota Denpasar . Berada di gang kumuh di salah satu sudut kota menjadikan TK ini sebagai  wadah pendidikan anak-anak dari orang tua yang setiap hari mencari nafkah sebagai buruh pengangkut pasir di kawasan Gatsu dan Sanur Denpasar.

Walaupun kumuh dan berada di antara rumah penduduk yang sederhana tapi keamanan sekolahnya , boleh dijamin sangat aman. Sekolah kampung , begitulah kata orang menyebut sekolah ini. Orang tuanya yang bekerja di tengah siang bolong kepanasan dan kadang diterpa hujan tidak perlu risau dan was was karena anaknya tidak bakalan ada yang mengganggu. Jangan kan cleaning service yang pedofilia, untuk kebersihannya, hanya bu guru TK saja yang harus bekerja keras menyapu, mengepel dan membersihkan kelasnya setiap hari.

Terdengar lantunan doa-doa nan sejuk dari kejauhan bila kita berjalan memasuki lorong sekolah. Ada anak yang sudah hapal surat-surat pendek dari kitab suci. Ada yang sedang belajar mempraktekkan ibadah shalat. Dan orang tua yang menunggu anak-anaknya bersekolah juga tidak dibiarkan merumpi/ngegosip yang tidak ada faedahnya. Ibu-ibu yang sedang menunggu anaknya dikumpulkan oleh kepala TK dan diajarkan untuk bisa membaca Al Qur'an. walaupun grotal-gratul dan terbata-bata, setidaknya ibu-ibu ini punya kegiatan positif sembari menunggu anaknya sekolah.

Bukan saya saja yang terpesona oleh kesederhanaan sekolah ini, juga keramah tamahan anak-anak juga gurunya sempat dirasakan oleh seorang mantan artis yang kini menjadi mubalig yakni Ibu Neno Warisman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline