Lihat ke Halaman Asli

Agung Soni

TERVERIFIKASI

Bisnis Sebenarnya untuk Memanusiakan Manusia

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14114644241497606920

Pada sebuah session pembicaraan di tahun 2006, saya dan kawan-kawan yang tergabung dalam sebuah Pelatihan Bisnis diberi kesempatan untuk bisa berbincang santai dengan pemilik toko "Joger" yang terkenal itu. Bapak Joseph Theodorus Wulianadi menceritakan kunci suksesnya berbisnis.

Masalah sejarah beliau hingga jatuh bangun, mungkin tidak perlu saya bahas. Sudah banyak blogger yang menulisnya di media lain.

Hanya ada sebuah kalimat yang membuat saya terkesan sekali dengan ungkapan beliau tentang kesuksesan.

"Saya tidak pernah menganggap orang-orang yang bekerja di Joger sebagai "karyawan atau staff". Saya selalu menganggap mereka sebagai saudara saya sekandung. Anda boleh tanya , mereka memanggil saya itu sehari-hari apa. Saya bukanlah tipe boss besar yang diam duduk manis di kursi besar dan meja raksasa. Mereka sakit dan lelah, maka saya juga harus merasakan. Setiap tahun saya carter pesawat kali untuk berangkatkan mereka ke Jakarta , Bandung, bahkan Singapura untuk berwisata. Mereka harus merasakan enaknya juga jadi boss, bisa jalan-jalan bebas ke luar negeri atau ke kota lain yang menarik. Dan saya akan banyak menarik keuntungan dari jalan-jalan itu. Pikiran mereka jadi segar. Tambah bersemangat. Ide-ide baru mereka mengalir deras untuk perusahaan ini. Saya lagi yang jadi beruntung. Dan keuntungan perusahaan ini saya lempar lagi kepada masyarakat Bali khususnya Kuta di sini sebagai CSR Joger."

Bingo !

Sepakat dengan Mister Joger untuk hal ini.

Bisnis yang terus berkembang sebenarnya merupakan bisnis yang memanusiakan para pekerjanya sebagai manusia yang juga layak untuk diberi kemapanan. Kalau mereka susah atau sakit, setidaknya akan mempengaruhi laba rugi perusahaan itu sendiri. Dan sayangnya ini belum banyak disadari perusahaan yang ada di negeri ini. Masih sedikit yang berpikiran demikian terbuka seperti Mister Joger.

Terkadang konflik yang terjadi antara user perusahaan dengan karyawan menambah terjadinya gap yang besar dan dalam. Membuat kinerja perusahaan yang ada memburuk.

Ini juga menambah pemahaman saya ketika membuka bisnis cuci mobil di akhir Bulan Agustus 2014 yang lalu. Ada beberapa masukan yang saya terima dari kawan-kawan.

[caption id="attachment_361105" align="aligncenter" width="429" caption="Bengkel (dok.pri)"][/caption]

Cuci mobil sebenarnya adalah pekerjaan ringan dan mudah. Tapi sayangnya tidak semua orang bisa melakukannya dengan hati yang ringan. Termasuk karyawan. Berdasarkan referensi dari kawan-kawan, saya mengambil karyawan dari daerah kepulauan Nusa Tenggara seperti Sumba, Flores, Lombok. Ada juga yang dari daerah Lampung. Dominan nya memang dari Nus tenggara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline