Menjadi srikandi berdaya di tengah pandemi
Berbicara soal ekonomi dan dunia pekerjaan, maka kebanyakan orang akan merujuk pada sosok yang sering dikaitkan sebagai tulang punggung perekonomian, yaitu laki-laki.
Sementara, perempuan lebi sering dianggap sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi urusan domestik.perempuan diidentifikasi seperti itu karena kultur budaya yang kuat dan terhalang oleh stigma keluarga bahwa perempuan lebih cocok mengurus keluarga.
Covid-19 meninggalkan kisah dan trauma tersendiri yang nyatanya menyisahkan sakit yang mendalam bagi kaum perempuan. Pandemi yang berawal di indonesia pada awal tahun 2020 hingga tahun ini, banyak ketimpangan yang terjadi karena hal ini salah satunya di sisi ekonomi yang dirasa sangat krusial dan penting.
Pada saat pandemi covid-19 ini, masyarakat khususnya perempuan dihadapkan pada banyak permasalaha karena dampak yang luas. Misalnya suami yang dirumahkan, atau di PHK, bahkan menteri keuangan Sri mulyani indrawati mengungkapkan, pandemi covid-19 memberi dampak yang sangat besar pada perempaun. Misalnya dari sisi kesehatan, mayoritas atau sekitar 70% tenaga kerja di sektor kesehatan adalah perempuan. Sehingga resiko perempuan punya resiko yang lebih tinggi tertular covid-19.
Tak hanya dari sisi kesehatan tetapi banyak hal yang menjadi tantangan yang dihadapi perempuan dimasa pandemi. Antara lain meningkatnya beban perempuan dalam melaksanakan tugas domestik, naiknya KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), pemutusan hubungan kerja, angka perceraian meningkat dan menurunya pendapatan keluarga khususnya bagi pelaku usaha.
Dimasa pandemi ini kaum wanita harus tetap kuat, bangkit semangatnya untuk berjuang dimasa pandemi bersama suami. Karena perempuan bukan hanya guru bagi keluarganya tapi sekaligus benteng, sosok yang bisa memberikan rasa nyaman bagi putra putri pendamping bagi suami yang bisa menerbitkan kebahagian keluarga.
Awalnya memang hal ini adalah kejiadian yang akan terasa berat khusunya perempuan, namun hal ini ternyata tidak menghabiskan ide perempuan untuk membantu pemulihan ekonomi masyarakat yang dinilai sangat penting. Menurut index pemberdayaan gender (IPG) pada april 2021 lalu menujukan bahwa perempuan menjadi tulang punggung pemulihan ekonomidan sosial bangsa.
Perempuan yang sebelumnya adalah ibu rumah tangga kebanykan menemukan hal yang sebelumnya tak terbayangkan sebelumya hal ini membuat mereka banyak memunculkan berbagai inpirasi dalam melaukukan pemulihan ekonomi.
Pada masa-masa pandemi covid-19 sekarang perempuan tak lagi menjadi ibu rumah tangga saja namun dapat membisa pelaku penentu ekonomi keluarga, tak hanya pelaku usaha saja namun ada banyak solidaritas antar perempuan yang berkolaborasi sesama perempuan untuk membuka peluang usaha diberbagai sektor sehingga pelaku umkm akan semakin berkembang dan dapat memulihkan perekonomian yang sempat lumpuh setahun belakangan.
Salah satu bentuk bangkitnya para kartini di masa pandemi adalah mereka yang jago memasak, mencoba peruntungan dengan bisnis kuliner kecil-kecilan, mulai dari memasarkan dilingkungan sekitar, teman, keluarga hingga masuk e sosial media, seperti instagram dan facebook.