Lihat ke Halaman Asli

Festival Ume Bubu dan Tenun Ikat Menjadi Favorit Masyarakat

Diperbarui: 14 Oktober 2018   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Festival Ume Bubu dan Tenun Ikat menghadirkan masyarakat dari Kabupaten Kupang, Kabupaten TTS dan Kabupaten Belu. Ratusan Masyarakat hadir dan mementaskan banyak tarian rakyat serta cerita sejarah.

Taim Hine --  Organisasi A'taimamus (POKJA OAT) dan Yayasan Taim Hine Aleta Baun menyelenggarakan kegiatan Festival yang Ke -- VI di Nausus, Timor Tengah Selatan mengangkat tema : Ume Kbubu dan Tenun Ikat Timor Tengah Selatan. 

Festival ini diselenggarakan dari tanggal 07 Oktober 2018 -- 10 Oktober  2018 dengan menghadirkan Masyarakat dari Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Belu.

Dokumentasi pribadi

Festival tahunan yang diselengarakan oleh POKJA OAT ini mengundang 1026 kelompok dampingan POKJA OAT yang mana setiap kelompok membawa hasil dari kelompok untuk di pamerkan seperti Kain Tenun, Ukiran dan Anyaman dengan berbagai corak motif dan jenis. Selain itu masing-masing kelompok membawa hasil dari desa seperti pisang, Ubi, Kelapa Dll. Kegiatan ini didukung penuh oleh Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, Ford Foundation dan Yayasan Taim Hine Aleta Baun.

Mama Aleta Baun selaku penanggung jawab kegiatan Festival ini mengatakan bahwa festival tahunan ini dimaksudkan untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan dalam kelompok sekaligus saling belajar agar potensi-potensi yang yang ada dapat dimanfaatkan demi meningkatkan taraf hidup masyarakat. 

Ia menambahkan bahwa Festival tahun ini dimaksudakan untuk memperingati atau sebagai penghormatan terhadap rumah bulat karena rumah bulat kehiudupan orang timur bersumber dari rumah bulat. Selain itu Direktur POKJA OAT Yulius Pay pada saat yang berbeda menyampaikan kebanggaannya terhadap kegiatan festival yang dilakukan selama 4 (empat) hari.

Kegiatan ini menmapilkan tarian gong, tarian biola, Jalan sehat, Pameran, arak-arakan pakian adat dan rumah bulat serta diskusi masyarakat untu peningkatan kinerja kelompok dampingan.

Kegiatan ini di buka oleh Kepala Dinas Kebudayaan Nusa Tenggara Timur dan Ketua dan Anggota Komisi III DPRD NTT pada tanggal 07 Oktober 2018 dan ditutup oleh Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Timor Tengah Selatan pada tanggal 10 Oktober 2018.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline