Lihat ke Halaman Asli

Krakatau Steel Bangun Pabrik Hot Strip Mill Rp 3,6 Triliun

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Setelah mengoperasikan pabrik baja terpadu hasil patungan dengan Pohang Iron and Steel Company (POSCO) tahap I senilai US$ 3 miliar, ekspansi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) belum berhenti. BUMN produsen baja terbesar di Indonesia itu berencana membangun pabrik pengerolan baja lembaran panas atau hot strip mill (HSM) II mulai kuartal II 2014 dengan nilai investasi Rp3,6 triliun.

“Pembangunan proyek HMS II dengan kapasitas 1,5 juta ton per tahun yang berlokasi di Cilegon, Banten tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi, kualitas produk, dan kinerja pendapatan perseroan,” kata Direktur Utama Krakatau Steel Irvan Kamal Hakim.

Manajemen Krakatau Steel optimistis proses tender dapat diselesaikan akhir tahun ini. Setelah tender rampung, pembangunan konstruksi pabrik diharapkan bisa dimulai kuartal II tahun depan.

Perseroan menargetkan pabrik pengerolan baja lembaran panas II itu bisa selesai kuartal III 2016 dan beroperasi secara maimal pada awal 2017. Irvan menjelaskan, sebagian investasi proyek tersebut telah masuk ke dalam rencana belanja modal (capital expenditure/capex) tahun depan.

Krakatau Steel mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 800 juta untuk sejumlah pengembangan bisnis tahun depan. Sebagian besar pendanaan telah diperoleh melalui fasilitas export credit agency (ECA).

Irvan menegaskan investasi Krakatau Steel tahun depan lebih rendah dari tahun ini yang mencapai Rp10 triliun, menyikapi gambaran ekonomi global dan situasi ekonomi domestik yang belum menentu.

Terkait dengan proyek patungan KS-Posco, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan pengoperasian pabrik baja PT Krakatau Steel-Posco (KS-Posco) di Cilegon, Banten. Pabrik KS-Posco merupakan kerjasama atau joint venture antara Pohang Iron and Steel Company (POSCO) asal Korea Selatan dan PT Krakatau Steel Tbk, Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Pabrik yang dibangun dengan investasi sebesar US$6 miliar itu dimulai sejak semester kedua 2010. Dalam perjanjian, saham KS-Posco terbagi menjadi 70% milik Posco dan sisanya dipegang Krakatau Steel. Setelah setahun beroperasi, Krakatau Steel berhak menaikkan jumlah kepemilikan saham, maksimal 45%.

Peresmian kali ini untuk tahap pertama pembangunan pabrik, yang mampu memproduksi 3 juta ton produk baja tersebut. Jumlah ini merupakan setengah dari kapasitas pabrik baja yang direncanakan mencapai enam juta ton. Produk KS-Posco di antaranya slab atau bahan baku setengah jadi, hot rolled coil, dan plate. Produk diutamakan untuk kebutuhan domestik.

Produk slab yang diproduksi KS-Posco sangat dibutuhkan oleh pabrik baja Krakatau Steel yang produksinya kurang dari 3 juta ton per tahun. Selama ini, Krakatau Steel harus mengimpor slab dari pabrik baja luar negeri, seperti Novolipetsk dari Rusia. Pasokan slab sendiri merupakan salah satu persoalan penting bagi Krakatau Steel. Tanpa pasokan slab, produksi pabrik baja itu akan terhambat.

Pasar Baja Indonesia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline