Lihat ke Halaman Asli

Rifki Nizami Karsayuda Is Back

Diperbarui: 19 Oktober 2016   18:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Rifki Nizami Karsayuda atau yang lebih akrab dipanggil bang Rifki ini akhirnya kembali tampil kepermukaan publik setelah  beberapa bulan yang lalu memilih diam terkait isu ijazah yang sempat menjadi trending topic disemua media khususnya di Kalimantan Selatan.

Dari akun facebooknya, pemuda kelahiran 6 November 1982 asli HST ini, sejak awal bulan September yang lalu mulai aktif dan terlihat memposting foto-fotonya memberikan sambutan dan menghadiri acara-acara nasional dan internasional di antaranya pergi ke Korea Selatan mewakili APKASI dalam kongres pemerintah daerah, dilantik menjadi Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalimantan Selatan, Silaturrahmi dengan Mendikbud RI Prof. Muhajir Effendi, Tadarrus Nasional KAHMI bersama-sama Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, menghadiri HUT Emas KAHMI di Jakarta bersama-sama Mahfud MD, Ke gedung DPR RI, memberikan sambutan pada Pelantikan Badko HMI Kalselteng, memberikan sambutan di acara Seminar Nasional "Quo Vadis Otonomi Daerah, dan terakhir terlihat bersilaturahmi dengan keluarga besar HMI Kabupaten Hulu Sungai Tengah di rumah dinas Sekretaris Daerah, selasa (18/10/2016).

Pada pertemuan tersebut ada beberapa klarifikasi yang beliau sampaikan terkait kasus yang menimpanya, diantaranya pada tanggal 7 september yang lalu sudah resmi tidak lagi menjadi PNS sesuai surat pemberhentian dengan hormat atas dasar mengundurkan diri, itu artinya pemberitaan selama ini yang menyatakan bahwa dirinya dipecat oleh Kemenristikdikti atas dasar pemalsuan ijazah palsu itu tidak benar dan Nomor Induk Dosen Nasionalnya juga tidak dicabut.

“Terkait pemberitaan saya tidak bisa mengajar di manapun, tentunya tidak berlaku dan sekarang ada beberapa universitas swasta yang menawari saya menjadi dosen kembali dan insyaallah ada 4 buku yang akan saya terbitkan dalam waktu dekat,”katanya.

Lebih lanjut, yang paling membahagiakan menurutnya adalah Rektor Universitas Brawijaya (UB) Mohammad Bisri menyatakan tidak mencabut gelar Doktornya atas dasar UU No 12 tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi yang salah satu indikatornya adalah  kompetensi Nasional Indonesia. “Karena saya dianggap seseorang yang mempunyai prestasi yang luar biasa dengan IPK selama penyelesaian study 2 tahun 2 bulan belum pernah dipecahkan di UB,”terangnya.

“Peristiwa yang saya alami memang cukup berat baik bagi saya pribadi maupun keluarga, namun berkat dukungan HMI dan KAHMI yang tetap solid menemani, akhirnya bisa bangkit kembali yang insyaallah akan terus berkarya dan memberikan yang terbaik untuk banua, dan saya juga tidak menaruh dendam dan menyerang balik orang-orang yang mencoba menjatuhkan saya tersebut, karena itu bukan karakter kami yang pernah berproses di HMI, saya juga mengucapkan terimakasih banyak kepada media yang telah memberikan perhatian besar kepadanya,”tegasnya.

Dia mengungkapkan, untuk sekarang kegiatannya lebih banyak beraktivitas di Jakarta karena ada beberapa perusahaan yang di operasionalkan dan juga dipercaya menjadi Sekretaris Direktur Eksekutif Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia dan pada bulan September yang lalu pada United City and Local Government Congress di Korea Selatan saya juga dipercaya untuk menjadi kepala Asosiasi Pemerintah Daerah se Asia Tenggara yang hostingnya ada di Jakarta.

“Setelah kejadian itu saya juga diajak oleh senior-senior saya di Jakarta bertemu dengan petinggi-petinggi partai politik diantaranya Ibu Megawati, Suraya Paloh, dan Dzulkifli Hasan yang mereka semua mengajak dan meminta bergabung menjadi calon anggota DPR RI 2019 mendatang, tetapi saya meminta waktu selama setahun ini untuk berfikir dan melakukan istikharah baik kepada Tuhan maupun istikharah politik,”katanya.

Sebagai Ketua Presidium KAHMI Kalsel menurutnya akan berkeliling keseluruh cabang HMI dan KAHMI seKalsel untuk bersilaturahmi dan meminta pendapat saran serta melakukan resonansi yang berkembang di daerah.

“Badai hanya menimpa kapal yang layak oleh Allah timpakan, tidak mungkin menimpa perahu retak dan kemudian langsung hancur, Karena HMI lah kapal ini masih bisa menambatkan bahteranya dan akhirnya bisa mengarungi samudra kembali,”katanya.

Dokumentasi pribadi


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline