Lihat ke Halaman Asli

Harga Pupuk Mahal? Limbah Air Cucian Beras Jadi Solusi

Diperbarui: 15 Agustus 2022   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

dokpri

KKN TIM II Universitas Diponegoro di Kelurahan Kalibanteng Kidul, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah (21/07/2022) -- Limbah kini menjadi permasalahan cukup pelik yang dihadapi Indonesia. Meskipun memproduksi separuh plastik dunia, kebanyakan negara di Asia tertinggal dalam upaya pengelolaan plastik global dibandingkan dengan Eropa. Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/tahun. Sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.

Limbah yakni tergolong bahan buangan atau bahan sisa yang tidak digunakan lagi dari hasil kegiatan manusia baik pada skala rumah tangga maupun industri. Kehadiran limbah dapat berdampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia sehingga perlu penanganan yang tepat. Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah rumah tangga yang terlalu banyak apabila mengalami penumpukan dan jika tidak segera ditanggulangi sangat berpotensi mencemari dan meracuni lingkungan.

Kelurahan Kalibanteng Kidul memiliki sistem pengelolaan sampah yang cukup baik. Nyatanya dari fakta hasil survey lapangan terdapat kegiatan bank sampah yang sudah berjalan. Pengolahan limbah rumah tangga ini bertujuan untuk menghindari terjadinya pencemaran terhadap lingkungan yang dapat berdampak terhadap terganggunya kesehatan warga.

Dalam upaya mendorong pengolahan limbah Mahasiswa KKN Undip melakukan penyuluhan terhadap masyarakat bagaimana cara mengolah limbah cair rumah tangga. Salah satunya yaitu air buangan cucian beras atau biasa disebut air leri. Air leri memiliki kandungan berbagai senyawa yang berpotensi mendukung pertumbuhan tanaman. Penyuluhan dilakukan melalui penyaluran informasi dan diskusi disertai pembagian booklet kepada ibu-ibu kader PKK. Harapannya, para kader PKK kemudian dapat meneruskan edukasi pupuk organik cair ini kepada masyarakat Kelurahan Kalibanteng Kidul.

Penulis : Tadzkirotul Laili Nur Fahma 

Prodi : Biologi

Fakultas : Sains dan Matematika 

DPL : Dr. drs. Suroto, M.Kes

#KKNTimIIPeriode2022

#p2kknundip

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline