Baru-baru ini Donald Trump, Presiden Amerika yang banyak orang menganggapnya Presiden jeplakdan paling rasis, mengeluarkan statement mengejutkan, mengkhawatirkan, dan membahayakan bagi perdamaian dunia. Gejolak dan kegaduhan muncul, hampir, dari semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Dunia menjadi gaduh, dan Si Trump seperti tak terpengaruh.
Presiden Jokowi memberikan pernyataan tegas. Rakyat Indonesia juga menyikapinya dengan keras. Puan Maharani bahkan mengecam pernyataan Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Padahal (kalau diibaratkan) bayi orok baru lahirpun tahu nama Ibu Kota Israel itu apa? Bukan Yerusalem!
Bagi Puan Maharani, kemerdekaan Palestina adalah harga mati. Tak bisa ditawar lagi. Bukan hanya atas nama kemanusiaan dan HAM Internasional, tapi Puan Maharani menganggap hal itu adalah bagian dari memperjuangkan hak saudara se-iman dan se-agama (Islam), dimana menurut Puan Maharani, kerap terjadi ketimpangan luar biasa. Palestina selalu dirugikan, dinistakan, dan dihajar habis-habisan oleh Israel dan sekutunya.
Puan Maharani bahkan menguatkan komitmen pembelaan untuk Palestina dengan mengulang kembali sejarah sikap Indonesia ketika masa Presiden Soekarno. "Sikap Pemerintah Indonesia terhadap Palestina sudah jelas dari masa Pemerintahan Bung Karno hingga sekarang yaitu tetap konsisten mendukung kemerdekaan penuh bagi Bangsa Palestina" tegas Puan Maharani. Tak ada perubahan sikap dan pilihan.
Menurut Puan Maharani, apa yang dikatakan oleh Donald Trump adalah bagian dari memercikkan api yang dapat memantik kebakaran, tidak hanya, di wilayah Timur Tengah tapi juga di dunia Internasional. Wajah ketegangan itu, dalam beberapa hari terakhir ini mulai tampak. Bisa kita lihat, kata Puan Maharani, bahwa di banyak tempat, kota, dan pelosok jutaan massa bergerak untuk melakukan protes. Puan Maharani memahami geliat massa yang sedemikian besar itu.
Komitmen Puan Maharani dan pemerintah Indonesia jelas. Tak akan ada perubahan sikap, bahwa Indonesia mendukung sepenuhnya Palestina sebagai negara yang berdaulat. Bagi Puan Maharani, Kota Yerusalem adalah kota suci ketiga dalam Islam --setelah Makkah dan Madinah-- dan itu hanya dimiliki oleh Palestina seutuhnya, selamanya.
Puan Maharani sepenuhnya mendukung, bahwa kemerdekaan dan kedaulatan Palestina adalah harga mati. Tak ada yang bisa mengganggunya. Jika itu dilakukan, menurut Puan Maharani, bukan hanya umat Islam yang akan meradang, tapi dunia Internasional akan ikut menjadi bagian dari perjuangan melawan hegemoni Amerika-Israel itu.
Sekali lagi, kemerdekaan Palestina dan penguasaan sepenuhnya atas tanah air mereka adalah harga mati. Puan Maharani, dan jutaan orang lainnya meyakini itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H