Setelah hampir satu bulan tinggal di India, akhirnya saya berkesempatan mengunjungi kota Mumbai. Sebenarnya ini trip aji mumpung. Hari itu saya berencana pulang ke Jakarta melalui bandara internasional di kota tersebut. Penerbangan dijadwalkan jam 2 malam, sedangkan saya sampai Mumbai jam 7 pagi lantaran naik bus malam dari tempat tinggal saya di Gujarat. Daripada bengong seharian di Bandara, saya putuskan untuk berkeliling menikmati hiruk pikuk kota tersebut.
Mumbai, atau Bombay, adalah kota besar yang menjadi pusat industri dan bisnis di India. Tak heran setelah turun dari bus, saya langsung disuguhi pemandangan jalan raya dengan padatnya kendaraan yang berlalu- lalang di atasnya.
Setelah turun dari bus, saya dihadapkan satu masalah, sinyal di ponsel saya tiba- tiba hilang! Eng ing eng….Padahal rencananya saya mau berjalan- jalan dengan menggunakan segala informasi dari websitetripadvisor. Karena selama ini pun selalu bertumpu pada google map, tentu saja saya tidak memiliki peta atau buku travel mengenai Mumbai. Simpel kata, saya resmi menjadi anak hilang. Mama tolong akuu!!!
Bingung harus kemana, saya memutuskan untuk ke bandara menggunakan taksi , sekalian berencana menitipkan koper besar saya disana. Dan dengan biaya 200 rupe (sekitar 40000 IDR) akhirnya saya bisa mencapai bandara mumbai. Jujur, pertama kali melihat bandaranya saya terperanjat terkagum- kagum. Desainnya sungguh modern, bangunannya megah, dan yang paling penting; Bersih! Kapan ya sukarno-hatta kayak gini!! Nanti kali ya tahun 2016 (tapi hijriah haha)
Selagi menitipkan koper, saya bertanya apakah mereka punya flyer berisi travel information, dan ternyata ga ada. Saya pun memberanikan diri menanyakan tempat- tempat apa aja yang bisa dikunjungi di sini. Untungnya, dua orang petugas bandara dengan ramahnya menuliskan untuk saya tempat- tempat yang mereka rekomendasikan dengan aksesnya untuk mencapai sana. Makasih ya mbak, mas….seenggaknya saya ga menjadi anak hilang lagi hehe
Mereka menyuruh saya menggunakan taksi dari bandara. Tapi karena uang di kantong tidak mencukupi, saya memberanikan diri naik bus kota. Dengan bertanya sana sini, akhirnya saya, menunggu bus yang menuju stasiun terdekat. Ada seorang Ibu didekat saya yang juga sedang menunggu bus lewat. Kami berkenalan sejenak.
“Where are you from?”
“Indonesia. How about you?”
“I’m from Goa. You want to take a bus to Andari Station?”
“Yes..Andheri station”
“So do I. Lets find the bus together.”