Lihat ke Halaman Asli

Ngejar Beasiswa ke Luar Negeri Setelah lulus SMA? Kenapa Enggak?

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1407719766530872346

[caption id="attachment_352268" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi: Beasiswa/KOMPASIANA (Kompas.com)"][/caption]

Beasiswa Monbukagakusho

Setelah 5 tahun lebih saya belajar di Jepang sebagai penerima beasiswa Monbukagakusho, baru kali saya “menyempatkan” diri untuk menulis tentang beasiswa yang saya terima selama ini hehe.

Saya ga tau sih jaman sekarang kayak gimana, tapi waktu jaman saya dulu, untuk kuliah sederajat dengan S1 ke luar negeri itu lumayan susah karena sedikitnya solusi yang tersedia. Nah, Monbukagakusho, atau mari kita singkat, monbusho, adalah salah satu dari solusi yang sedikit tersebut.

Ayo Berburu Informasi!

Melanjutkan kuliah S1 di luar negeri termasuk “jalan” yang tidak umum (setidaknya bagi SMA saya),informasi macam ini ga bisa didapat gitu aja tanpa dicari sendiri oleh kita.

Ketika saya berniat untuk kuliah di luar, waktu itu langkah pertama yang saya ambil adalah bertanya ke guru saya, apakah ada senior saya sebelumnya yang keluar negeri, dan program macam apa yang mereka ikuti.

Kalau merasa informasi kurang cukup, nah saatnya kita berguru sama mbah “google” hehe. Mungkin dulu informasi kayak gini sangat susah karena keterbatasan media, tapi sekarang? Dengan internet ini mah bisa didapat hanya dengan beberapa “klik”an aja.

Hasil dari perburuan informasi ini ada baiknya kita list. Waktu itu saya buat daftar negara, jenis program dan beasiswa yang tersedia, dan kapan kira- kira deadline untuk penyerahan aplikasinya.

Kenali kemampuan kamu!

Kedua adalah, kamu mesti tau kemampuan kamu itu sejauh apa. Saya sadar saya ga jenius makanya saya ga coba- coba mendaftar Harvard atau MIT (hahaha).

Biasanya ada dua hal penting yang perlu dijadikan bahan pertimbangan : catatan akademis, dan kemampuan bahasa Inggris kamu. Tiap negara atau beasiswa mempunyai syarat minimum yang berbeda satu sama lain. Ketika kamu mau daftar universitas di US atau Inggris tentu kamu mesti tau mereka memasang standard yang tinggi untuk bahasa Inggris dibandingkan dengan negara lain, misalnya Korea atau Jepang.

Nah kebetulan saya sadar betul dibandingkan temen2 saya kemampuan bahasa Inggris saya dibawah rata- rata (hiks), maka saya coret beberapa negara atau beasiswa yang mengharuskan pendaftar mempunyai kapabilitas bahasa Inggris yang bagus. Waktu itu, dalam case saya tersisa beberapa solusi, Malaysia dengan beasiswa Petronas-nya, Singapura dengan universitas NTU/NUS, dan Jepang dengan Monbusho-nya.

Langkah berikutnya, saperti yang saya tulis diatas : kenali kemampuan akademis kamu. Tiap beasiswa punya  standard sendiri. Ada yang mengharuskan nilai raport minimal 8 misalnya, ada juga yang mengharuskan punya peringkat di kelas. Biasanya sih sebelum test tertulis (kalau ada), pendaftar diharuskan kirim transkrip nilai dulu. Melalui seleksi dokumen, yang mereka anggap “dibawah standard” tidak akan dikasih kesempatan untuk melanjutkan ke seleksi selanjutnya.

Kenali bagaimana proses seleksinnya

Itu aja belum cukup, kamu juga musti tahu, jika memang ada test tertulis, mata pelajaran apa saja yang diuji dan bagaimana tingkat kesulitannya. Diantara 3 daftar beasiswa yang saya tulis sebelumnya, Singapura me”wajib”kan pendaftar minimal punya kemampuan sains A- level, terutama Matematika. Dulu saya sempat mencoba belajar A- level untuk mencari tahu bagaimana sulitnya soal2 tersebut. Alhamdulliah di SMA saya, beberapa alumni yang sedang menuntut ilmu disana pernah datang beberapa minggu untuk mengadakan “kelas khusus” A-level dengan biaya gratis untuk para junior yang mau kuliah di Singapura. Saya pun mencoba datang ke kelas itu.

Tapi ternyata kemampuan Matematika saya tidak mencukupi dan dengan waktu yang terbatas tanpa bimbingan belajar kayaknya agak sulit bagi saya mengejar materinya. Sementara saya tahu betul seberapa mahalnya kursus2 a- level yang ada di jakarta. maka dengan sangat terpaksa, saya coret singapura dari daftar saya. Bye-bye mimpi saya belajar di bawah patung Merlion! *sambil mengusap air mata*

Sekarang tinggal 2, Petronas dan Monbusho. Petronas sendiri ternyata memiliki deadline kurang lebih bulan Maret untuk test dokumen (tanpa test tertulis). Setelah saya kirim berkas ke kantornya untuk diproses ke seleksi selanjutnya, saya mencoba fokus untuk beasiswa Monbusho.

Kenapa D3???

Beasiswa monbusho sendiri memiliki 3 macam program bagi pendaftar lulusan SMA : S1, D3, dan D2. Ketiga program ini memiliki level kesulitan yang beda2, dan mata pelajaran yang diuji pun juga ga sama. Waktu jaman saya, pendaftar S1 diharuskan memiliki rata-rata raport dan ujian nasional 84, sementara untuk D3 80 dan D2 77.

Waktu itu karena raport saya Alhamdulillah diatas 86 (nyombong dikit boleh lah ;p), saya bisa bebas memilih program apa yang saya mau ambil. Nah, tinggal cari tahu deh mata pelajaran apa yang diuji. Untuk S1, ternyata 3 pelajaran, matematika, kimia/fisika, dan bahasa inggris. Untuk D3, matematika dan kimia/ fisika, dan untuk D2 matematika dan bahasa Inggris.

Saya bukan tipe yang suka gambling dan maunya kalo bisa sih yang gampang2 aja hehehe. Maka seperti yang saya udah bilang, karena bahasa Inggris saya itu hancur lebur, maka saya menghindari program yang ada test bahasa inggrisnya. Dan pilihan itu jatuh ke D3.

Kebetulan kalau dilihat dengan standard nilai pun, melalui program ini mungkin saingan saya juga ga berat2 amat. Saya membayangkan kalau saya daftar s1, ga cuma orang2 yang sekedar punya nilai 84, tapi mungkin banyak juga yang punya nilai  jauh lebih tinggi kayak 88 atau mungkin 90 (wuihhhhh
*jiper sendiri).

Oleh karena itu, saya memantapkan diri saya untuk memilih program D3.

Mari latihan soal

Karena di antara sekian banyak program, akhirnya saya cuma daftar 2 beasiswa dan yang ada test tertulisnya cuma monbu aja, maka saya cuma mau kasih saran sedikit khusus untuk ujian monbusho.

Buat kalian yang lulus transkrip nilai, maka akan dipanggil untuk mengikuti test tertulis. Untuk latihan, saya menganjurkan mending kerjakan soal2 tahun lalu yang bisa di-download di website kedubes jepang. Dengan latihan soal, kita jadi tahu kira2 materi macam apa yang keluar dan tingkat kesulitannya kayak gimana. Terus buat yang bahasa inggrisnya odong-odong kayak saya, melalui soal2 ini kita jadi terbiasa dengan vocabulary-nya, karena nanti soalnya dalam bahasa Inggris.

Pengumuman test tertulis biasanya sekitar September dan oktober (Saya kurang tahu mungkin aja sekarang2 prosedurnya berubah. Silakan cek di websitenya. ). Waktu itu saya kebetulan sedang menjadi mahasiswa ITB, dan lagi struggle2nya menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan disana. Kebetulan saya juga dipanggil untuk mengikuti seleksi Petronas lebih jauh. Tapi karena waktu itu entah mengapa saya sudah merasa mantap dengan beasiswa Monbusho, saya memutuskan untuk mengundurkan diri.

Setelah mengikuti proses wawancara, hasil akan diumumkan pada bulan Desember. Dan bagi kamu2 yang lolos akan berangkat ke Jepang di bulan April.

Vertikal dan horizontal

Sekarang saya ga lagi ngomong tentang grafik hehhee. Melainkan tentang usaha kita. Kalau kalian merasa udah mengeluarkan seluruh kemampuan kalian dan jurus2 andalan kalian, maka yang kalian bisa lakukan selanjutnya adalah menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Banyak berdoa dan bersedekah. Buat yang islam, ibadahnya ditingkatkan sedikit. Sering- sering salat dhuha dan kalau bisa bangun tengah malam untuk Tahajud. Insha Allah kita akan mendapatkan apa yang kita mau kalau itu memang yang terbaik buat kita.

Dan entah kenapa, saya pribadi, saat sedang menginginkan sesuatu berdoa bisa  berdampak lansung ke diri saya secara psikologis. Dengan berdoa saya jadi dapat rasa optimis lebih karena saya yakin Tuhan selalu ada buat saya. Dan dengan rasa optismis itu semangat juga akan tumbuh. Semangat ini nih yang paling penting buat mewujudkan mimpi kita hehehe.

Udah deh ngemeng2nya. Saya undur diri dulu.

Untuk post selanjutnya saya akan cerita bagaimana program D3 saya berjalan. Stay tuned guys :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline