Oleh Tabrani Yunis
Berapa lama anda sudah menulis? Tanya seorang teman pada penulis. Lalu, penulis balik bertanya, menulis di mana? Ya, karena ia tahu kalau penulis selama ini sering share tulisan yang dimuat di Kompasiana kepada teman-teman, maka ia langsung berkata, ya di Kompasiana. Ya, penulis mengira pertanyaannya mulai menulis di media. Sebab, penulis mulai aktif menulis di media sejak Juni 1989. Kalau di Kompasiana, sudah lebih 10 tahun. Paling tidak, sudah sekitar 13 tahun. Lumayan lama, bukan?
Ya, lumayan lah. Waktu 13 tahun itu memang tidak sedikit untuk melakukan aktivitas, terutama aktivitas menulis, walau sesungguhnya tidak ada istilah pensiun atau istirahat alias berhenti menulis, selama jiwa dan raga masih sehat. Ya, tidak ada kata berhenti.
Nah, selama sekian lama menulis, Apa yang anda dapat dari kegiatan menulis itu, tanya teman itu lagi. Tentu saja, dengan aktivitas menulis yang lumayan lama dan intensits menulis yang lumayan sering, pasti ada suka dukanya.
Kagiatan menulis adalah kegiatan yang sangat menyenangkan, karena menulis itu banyak sekali manfaatnya. Bukan saja bagi para pembaca yang membutuhkan sajian informasi dan cerita lewat tulisan, penulis pun sangat banyak meraup keuntungan dari aktivitas menulis selama bertahun-tahun. Tentu sudah banyak orang menguraikan manfaat menulis tersebut, maka dalam tulisan ini tidak penulis uraikan lagi.
Namun, hal yang perlu penulis uraikan adalah kebahagiaan apa yang diperoleh Setiap kali tulisan dimuat di media? Setiap penulis pasti mempunyai kebahagiaan dari kegiatan menulis itu. Ada yang bahagia karena dimuat di media, ada yang bahagia karena dikenal banyak orang dan juga bahagia karena banyak yang membaca tulisan yang sudah dimuat tersebut.
Penulis sendiri, kepuasan batin adalah segalanya. Kepuasan batin itu dirasakan apabila tulisan yang penulis tuliskan banyak dibaca oleh pembaca. Kalau di Kompasiana, penulis akan merasa bahagia kalau banyak yang membaca, banyak yang memberikan penilain serta banyak mendapat tanggapan dari pembaca yang bersifat respon untuk didiskusikan lebih lanjut.
Sayangnya, Apa yang penulis amati di Kompasiana selama ini, banyak tulisan yang miskin pembaca, minim penilai serta kurangnya pembaca yang mau memberikan komentar terhadap tulisan kita. Mengapa begitu miskin?
Bisa jadi, tulisan penulis saja yang kurang mendapat tanggapan, atau penilaian atau tanggapan, karena kurang kualitas, kurang menarik dan lain-lain. Namun, demikian, perlu ada upaya untuk mengajak para pembaca dan penulis memberikan apresiasi terhadap tulisan warga Kompasianers yang dimuat di Kompasiana. Hal ini penting, karena dapat memotivasi para penulis untuk lebih produktif menulis dan juga mau meningkatkan kualitas tulisan.
Ya, begitu yang penulis amati. Bagaimana dengan anda? Apakah merasakan hal yang sama? Apa Saran anda?