Oleh Tabrani Yunis
Di era digital yang semakin canggih ini, semakin banyak hal yang aneh-aneh kita jumpai di tengah masyarakat kita. Banyak hal yang setiap saat membuat kita geleng-geleng kepala dan bahkan kita sendiri yang aneh, karena bisa berbicara sendiri dan tetawa sendiri karena melihat dan merasa aneh atau asing.
Kemajuan teknologi digital benar-benar telah membuat hidup kita berubah begitu ekstrim. Semua berubah, bahkan bukan hanya berubah, tetapi banyak yang hilang yang kita sebut sekarang dengan terminologi disrupsi. Disrupsi yang bukan saja menghilangkan sejumlah produk, perusahaan dan sebagainya, tetapi juga perilaku atau gaya hidup. Perilaku dan gaya hidup berubah hingga 180 derajat.
Ada yang dahulu dianggap tidak wajar, tidak etis atau malah tidak boleh dilakukan, sekarang menjadi wajar, menjadi boleh dan menjadi hal yang biasa, tanpa harus ada rasa sungkan dan malu. Ini memang zaman edan, seperti yang dahulu sering kita dengar ketika orang-orang merasa kesal dengan sebuah keadaan yang terjadi.
Misalnya, perilaku gaya hidup bebas, yang dahulu dianggap tabu, kini tidak lagi tabu,dan berubah dari cara-cara tersembunyi ke model terang-terangan. Dahulu kalau ingin berkomunikasi dengan seseorang, teman, pacar dan sebagainya, kita harus bertemu tatap muka di tempat yang disetujui seperti warung kopi, cafe atau meeting point lainnya, sekarang cukup dengan sebuah alat yang kita sebut dengan gadgets, langsung bisa berkomunikasi bahkan dengan memanfaatkan kamera agar bisa saling bertatapan. Ya, begitu mudah.
Mudahnya berkomunikasi dengan seseorang, membuat ruang privat seseorang ikut ter-reduksi. Ya, ketika kita tidak ingin diganggu dengan berbagai macam dering telepon atau denyut pesan SMS dan WA masuk ke gawai kita, saat itu pula suara dan denyut HP berdering dan berdenyut, untuk menjawab panggilan dan pesan yang masuk. Suka atau tidak suka, semua bisa terjadi. Satu dari sekian banyak hal yang tidak kita ingini dari bebasnya komunikasi yang terjadi di era digital ini adalah datangnya panggilan telepon atau kiriman SMS atau WA dari orang-orang yang tidak kita kenali. Modusnya bermacam ragam. Ada ajakan untuk membeli produk, ajakan benvestasi, beramal, menebarkan foto-foto bersifat pornografi sampai pada penawaran kebutuhan birahi hingga menawarkan pinjaman online yang begitu mudah. Gila memang.
Ya, memang gila. Terlalu banyak untuk kita ulas dan perbincangkan saat ini. Kita tidak akan pernah habis cerita dan memang benar-benar gila. Padahal, kehadiran berbagai macam ragamnya gadgets yang terhubung dengan internet tersebut idealnya memang membuat manusia semakin cerdas, pintar atau pandai, tidak bodoh, apalagi dibodoh-bodohi, semakin rasional, bukan malah menjadi irrasional dan yang merusak lainnya, karena teknologi informasi dan komunikasi yang kini beredar secara masif tersebut memberikan segala macam kemudahan, sehingga kita tidak lagi kesulitan dan mudah tertipu. Namun, faktanya ternyata juga tidak seperti yang secara ideal kita harapkan. Banyak kasus yang kita hadapi dalam keseharian kita selama ini.
Makanya jangan hran bila di era digital ini, banyak kita lihat orang yang seakan-akan sedang berbicara, tertawa terbahak-bahak sendiri, di jalan atau di tempat-tempat umum, maupun di tempat sepi. Ini kondisi yang kalau dulu orang berbicara dan tertawa sendiri, pasti dikatakan gila, sementara sekarang kalau ada orang senyum- senyum, tertawa dan bahkan marah dan sebagainya sambil berjalan sendiri, tidak dikatakan gila atau edan. Itu hal yang biasa, karena ia memiliki lawan bicara lewat telepon genggam di tangan. Tentu ini satu di antara sekian banyak perubahan perilaku yang terjadi. Karena masih banyak lagi perubahan perilaku yang terjadi bila kita mau mengidentifikasi atau mendatanya secara serius atau sambil menyeruput secangkir teh, atau kopi di warung kopi. Amatilah. Apa yang terjadi?
Tentu akan sangat banyak data dan fakta mengejutkan yang terkumpul. Dalam tulisan ini, penulis tidak akan mengulas semua temuan, fakta, data dan catatan tentang realitas itu semua.
Dalam tulisan ini penulis ingin mengambil satu partikel kecil dari realitas yang terjadi di tengah masyarakat kita, yang hingga saat ini masih berlangsung dan bahkan memakan korban. Apakah gerangan yang dimaksudkan tersebut? Sebelum para pembaca menjawab pertanyaan itu, penulis hanya ingin mengatakan bahwa walaupun saat ini kita semakin jarang menggunakan aplikasi SMS di smart phone kita, masih sangat sering menerima pesan yang entah dari siapa saja. Para pembaca pasti sangat banyak masuk SMS ke smartphone kdari orang-orang yang tidak kita kenal. SMS-SMS yang menawarkan bantuan finansial, berupa pinjaman yang begitu mudah dalam jumlah yang cukup spektakuler.