( 19 Tahun Majalah POTRET)
Oleh Tabrani Yunis
Dalam tulisan sebelumnya berjudul 19 Tahun Membangun Gerakan Menulis di Kalangan Perempuan yang belum selesai dan masih banyak yang perlu diceritakan, usai bencana tsunami yang melanda Aceh 17 tahun lalu.
Ya,17 tahun sudah berlalu bencana tsunami yang sangat memilukan tersebut, menjadi masa yang begitu penting dan menjadi catatan khusus bagi majalah POTRET. Betapa tidak? Ya, bencana yang begitu dahsyat telah menenggelamkan POTRET yang baru berumur 2 tahun kala itu.
Peristiwa ini ternyata memang benar bahwa dapam hidup ini, tidak ada yang tahu nasib kita seperti apa ke depan. Walau kita sudah pontang-panting menyiapkan segalanya. Namun, hanya Allah yang mempunyai otoritas dan kekuasaan soal itu. Kita bisa berencana, punya cita-cita yang tinggi menjulang, namun keputusan ada di tangan Tuhan.
Buktinya, sudah sangat banyak kita temukan di sekitar kita, bisa adik kita, abang atau kakak kita, saudara-saudara kita bahkan diri kita sendiri yang bercita-cita ingin menjadi dokter, malah menjadi sopir, atau yang lainnya.
Penulis sendiri yang sejak duduk di bangku sekolah SMP sangat ingin menjadi sarjana pertanian, namun dalam perjalanan hidup, cita-cita tersebut hanya tinggal kenangan. Penulis dalam perjalan hidup ternyata ditakdirkan menjadi guru.
Hal ini, seakan seperti kata orang Inggris, ya I was born to be a teacher. Menjadi guru hingga memasuki masa pensiun, walau dalam perjalanannya tidak hanya menggeluti pekerjaan sebagai guru. Malah berliku dan beragam pula.
Lika-liku hidup ini sejalan dengan apa yang sering kita dengar bahwa " Langkah, Rezeki, Pertemuan dan Maut " sesungguhnya menjadi keputusan Allah. Empat hal tersebut, bukan menjadi keputusan manusia. Namun sebagai manusia yang diberikan kelebihan akal, kita wajib berusaha dan terus belajar.
Ya, belajar dan terus belajar dari berbagai sumber, sesuai dengan perkembangan zaman. Karena cara untuk mengubah nasib memang harus lewat proses belajar sepanjang hayat. Manusia memang wajib belajar. Sebagai bikti kita wajib belajar, Nabi Muhammad, SAW, mendapat wahyu pertama adalah perintah belajar, yakni iqra. Bacalah.