Lihat ke Halaman Asli

Tabrani Yunis

TERVERIFIKASI

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Menghakimi Hujan

Diperbarui: 21 Desember 2021   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Oleh Tabrani Yunis


Ketika hutan tak lebat lagi
dikeruk nafsu birahi
hujan turun lagi
Bencana datang silih berganti
Banjir bandang jadi misteri
Perut bumi bergetar nyeri
Bukit dan gunung luruh ditelan likuifaksi
digulung nyeri petaka ekologi
Puluhan ribu, bahkan jutaan manusia dievakuasi
Hilang harta dan semua materi yang dicari
Tidak sedikit menjadi korban dan mati

Ketika rimba raya dibunuh mati
Kayu-kayu penyejuk bumi ludes digergaji
Humus-humus  kering kehilangan energi
Dan hujan turun pun terus dihakimi
Mencurah terlalu tinggi

Hutan dan rimba anugerah ilahi
Mesti dijaga dengan lestari
Manusia memang
Tak henti dieksploitasi dan dimutilasi
Rimba raya pun kini berganti
Belantara  hijau mengering mati
Raja rimba, penghuni belantara harus mengungsi dan dieksekusi

Manusia-manusia serakah dengan materi
Bukan sekadar sesuap nasi
Memperkaya diri sendiri dan tujuh generasi
Padahal tak ada yang abadi
Semua kembali pada ilahi

Jangan hujan dihakimi lagi
Bencana datang bukan ambisi sendiri
Semua karena ulah manusia -manusia keji
Menghancurkan titipan ilahi rabbi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline