Lihat ke Halaman Asli

Tabrani Yunis

TERVERIFIKASI

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Mengajak Anak Menulis

Diperbarui: 1 Mei 2020   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi Tabrani Yunis

Oleh Tabrani Yunis

Banyak orang berkata, " Saya tidak bisa menulis, karena saya tidak berbakat menulis". Ungkapan yang sering terdengar dari orang banyak, ketika ada yang mengajak atau memotivasi  orang lain menulis. Sebuah alasan klasik. Benarkah ketrampilan menulis itu diperoleh seseorang karena seseorang itu memiliki bakat (talent) menulis? 

Lebih baik kita katakan itu tidak benar. Ya memang karena itu keliru.

Andai menulis itu dilatarbelakangi ollen bakat, maka bagaimana dengan orang-orang yang selama ini, tidak punya bakat, tetapi terus menulis dan bahkan tak pernah berhenti menulis? Ya, seseorang bisa menulis disebabkan ia belajar menulis. Ia terus menulis dan menulis. 

Proses belajar itu adalah dengan terus melakukan dan melakukan. Superit kata orang Inggris, the key of learning is practice, practice and practice.

Jadi teruslah berlatih menulis, dengan berlatih, kita akan mampu menulis dengan baik.  Kata orang Inggris lagi,  Practices make perfect. Ya, banyak berlatih itu, yang membuat sempurna. Begitu pula di dalam budaya masyarakat kita, sering kita mendengar ungkapan-ungkapan yang memberikan makna serupa.

Misalnya, lancar kaji karena diulang, pasal jalan karena dilalui. Mungkin juga ada banyak ungkapan serapa yang mengatakan bah ileum tau ketrampilan yang kita peroleh, tidak harus karena kita berbakat. Walau sebenarnya ada orang yang berbakat menulis. Namun, tidak sedikit orang yang berbakat menulis, tetanie karena tidak mau, maka tidak pernah ada tulisan yang ia buat.

Ach, tak perlu kita perpanjang hal itu.  Akan banyak energi yang kita habiskan.  Dari pada menghabiskan energi dan waktu untuk menjelaskan kepada mereka yang tidak mau, lebih  baik  memberikan jaja motivasi kepada mereka yang memiliki kemauan belajar.

Bagi yang mau menulis, teruslah menulis. Orang yang selama ini sering dan terus menulis, pasti sudah banyak memetik manfaat menulis. Tanya orang yang sudah banyak menulis yang tahu dan bisa merasakan nikmat menulis tersebut.

Lalu, mengapa harus mengajak orang lain menulis?  Orang-orang yang mengajak orang lain menulis itu, sesungguhnya ingin berbagi nikmat. Semua orang tahu bahwa berbagi itu indah dan berguna.

Bank Penulis yang suka berbagi, termasuk penulis  sendiri. Kegiatan berbagi tersebut dilakukan di berbagai tempat, seperti ke sekolah-sekolah atau ke komunitas-komunitas menulis. Tidak peduli dibayar atau tidak, yang penting bisa mengajak orang menulis, agar mereka juga bisa menikmati  hikmah menulis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline