Ada yang mengatakan bahwa kebagiaan itu, kalau punya harta melimpah, ada pula yang mengatakan kebahagiaan itu kalai kita memiliki segalanya.
Padahal, begitu banyak orang yang kaya, punya segalanya, banyak hartanya, bahkan hartanya melimpah ruah, tetapi yang namanya kebahagiaan itu tidak dimilikinya. Sebaliknya, banyak pula orang yang hidupnya sederhana, namun ia merasa begitu bahagia. Mereka malah mengatakan sesungguhnya, kebahagiaan itu sederhana. Pokoknya, ada beragam pendapat, beragam rasa dan beragam ukuran dan sebagainya.
ehingga, wajar saja ada yang punya banyak harta dan kekayaan, mereka tidak merasakan kebahagiaan itu, malah terus mencari harta agar bisa menemukan kebahagian tersebut. Mereka bahkan berusah terus menumpuk-numpukkan harta, hingga melimpah ruah, dengan berbagai macam cara, baik halal, maupun dengan cara-cara haram.
Namun semakin haus, bagai orang yang meminum air laut. Semakin diminum, semakin haus. Kebahagiaan itu semakin jauh. Bukan hanya itu, ada pula yang merasakan kebahagiaan itu dengan kepopuleran atau ketenaran.
Maka, agar menjadi bahagia, ia terus membangun citra diri untuk bisa tampil menjadi orang terkenal dan bisa pula menjadi orang yang paling disegani.
Namun, tidak semua ketenaran itu membuat mereka bahagia. lalu, bagaimana sebenarnya konsep kebahgiaan tersebut. Benarkan kebahagiaan itu sederhana?
Ya, tentu sangat sederhana. Karena kunci kebahagiaan adalah pada hati. Ya, hati yang pandai bersyukur. Hanya orang-orang yang bisa bersyukurlah yang bisa menikmati kebahagiaan itu.
Cobalah perhatikan kebagiaan anak-anak yang ada di video di atas. Bisakah dirasakan seperti apa kebahagiaan mereka? Sangat sederhana bukan? Siapakah anak-anak tersebut? Mereka adalah anak-anak dari keluarga miskin, anak yatim, piatu, miskin yang setiap hari haru berjalan kaki ke sekolah hingga berkilo-kilo meter jaraknya dari rumah ke sekolah.
Mereka selama ini mengalami kesulitan transportasi ke sekolah, karena tidak ada angkutan umum, tidak ada angkutan sekolah, bahkan tidak mempunyai kenderaan seperti sepeda motor atau sepeda yang bisa memudahkan mereka mengakses sekolah.
Nah, lewat program 1000 sepeda dan kursi roda bagi anak yatim, piatu miskin dan disabilitas di Aceh yang digagas oleh Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, didukung oleh para donator dan Majalah POTRET, Majalah Anak Cerdas serta Toko POTRET Gallery, anak-anak tersebut mendapat bantuan sepeda dan kursi roda.