Banyak orangtua yang tidak sempat menyiapkan sarapan pagi buat anak-anak yang akan berangkat ke sekolah. Banyak pula orangtua yang kesulitan mengajak anak-anak agar sebelum berangkat ke sekolah sarapan dahulu di rumah. Kesulitan itu biasanya dialami terhadap anak-anak usia PAUD dan SD, Namun tidak sedikit pula dengan anak-anak yang berusia SMP dan SMA.
Jangan usia setingkat PAUD, SD, SMP dan SMA, yang sudah jadi mahasiswa saja masih sulit. Sehingga, karena kondisi semua itu, pilihan atau alternatif untuk sarapan, orangtua harus memberikan uang jajan yang cukup buat anak-anak mereka. Lalu, anak-anak akan jajan di sekolah.
Ya, anak-anak akhirnya memilih jajan di sekolah, seperti di kantin sekolah dan juga bahkan jajan pada para penjaja makanan yang berjualan di lingkungan luar pagar sekolah, di mana anak-anak bisa membeli lewat pagar.
Hal penting, agar tidak lapar saat belajar selama proses belajar dan mengajar berlangsung, perut tidak lapar, atau cacing dalam perut bernyanyi mengeluarkan suara. Dengan demikian, seakan tugas orangtua sudah selesai, karena suah memberikan sejumlah uang jajan kepada anak-anak untuk menikmati jajanan di sekolah.
Nah, ketika anak-anak membeli dan makan jajanan di sekolah, anak-anak tersebut tidak peduli, apakah para orangtua tahu makanan apa yang dibeli anak-anak di sekolah? Apakah makanan yang mereka beli untuk jajan tersebut adalah makanan yang diolah atau dibuat secara bersih dan higienis?
Apakah para orangtua tahu dengan kondisi makanan yang menjadi jajanan anak-anak tersebut? Dengan kata lain, apakah makanan atau jajanan yang mereka konsumsi setiap hari di sekolah terjamin kebersihan dan aman untuk dikonsumsi anak-anak?
Bisa jadi, kebanyakan orangtua kurang perhatian mereka terhadap masalah atau yang dipertanyakan di atas. Bisa jadi, banyak orangtua yang tidak peduli bahkan juga tidak sadar bahwa jajanan yang dikonsumsi anak-anak di sekolah tersebut banyak yang tidak aman dan tidak sehat dikonsumsi. Ketidaklayakan tersebut bisa terjadi pada kualitas kebersihan jajan tersebut. Makanan-makanan atau minuman yang menjadi jajanan anak tersebut.
Kita bisa buktikan ketika kita berada di sekolah anak-anak, saat menjemput anak pada siang hari. Banyak orangtua yang bahkan ikut membeli jajanan yang dijual dalam keadaan terbuka di pinggir jalan di mana debu-debu yang banyak berterbangan karena banyaknya kenderaan yang lalu lalang.
Hal ini banyak diabaikan oleh orang ua, maka berdasarkan kebiasaan itu, bukan mustahil anak-anak sekolah juga banyak yang membeli jajan seperti itu. Contoh kasus kedua adalah terkait dengan makanan atau ajajan yang bahan-bahannya terbuat dari bahan yang membayakan kesehatan anak, misalnya penggunaan pewarna makanan, serta zat-zat penyedap makanan serta pengawet yang membahayakan kesehatan.
Dengan demikian, kita bisa pastikan bahwa ketika anak-anak kita kita bekali dengan uang jajan yang dalam jumlah banyak setiap hari, maka setiap hari mereka akan konsumsi makanan-makanan atau jajanan-jajanan yang tidak sehat atau berbahaya bagi kesehatan anak. Hal ini, sering kita, sebagai orangtua sering kita abaikan karena lasan sibuk dan sebagainya.
Akibatnya, tidak jarang anak-anak kita mengalami kondisi kesehatan yang buruk akibat memakan dan meminum jajanan yang kurang sehat, kurang bersih atau tidak higeienis tersebut.