Perjalanan menebar virus literasi di Kabupaten Aceh Besar tahun 2018 lalu, terhenti sejenak ketika para pelajar atau murid SD menghadapi kegiatan ujian dan pembagian rapor.
Padahal, kegiatan menebar virus literasi yang dirangkai dalam kegiatan memberikan motivasi, mengajak dan membimbing para pelajar tersebut sebenarnya bisa dilakukan di sela-sela waktu menunggu para guru menyelesaikan pengisian rapor.
Namun, karena kesibukan di sekolah, sehingga program kegiatan literasi tersebut terhenti hingga selesai masa libur.
Apalagi kegiatan ini bukan kegiatan regular yang menjadi program pemerintah, tetapi hanya sebagai sebuah inisiatif untuk membangun gerakan literasi yang lahir dari sebuah kesadaran dan keprihatinan terhadap persoalan literasi anak bangsa yang kini sedang belajar di sekolah-sekolah.
Alhamdulilah, di antara begitu banyaknya sekolah yang masih belum terjaga dan bangun dari mimpi indah, di mana pihak pengelola sekolah-sekolah tersebut belum banyak yang sadar bahwa rendahnya kualitas anak didik, rendahnya capaian nilai ujian dan rendahnya kualitas sekolah, sebenarnya bersumber atau bermuara dari persoalan rendahnya kemampuan literasi anak-anak didik di sekolah.
Namun, berbeda dengan sekolah yang satu ini. Ya, SMP Negeri 2 Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar. Sekolah ini rupanya tampak lebih cepat terbangun dan sadar bahwa kegiatan-kegiatan literasi di sekolah adalah jalan terbaik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sekolah, baik di level peserta didik, maupun di level atau tingkatan tenaga pengajar atau tenaga edukatif di sekolah, yakni guru, kepala sekolah dan semua piranti sekolah.
Ya, sekolah yang dipimpin oleh seorang Kepala sekolah, seorang perempuan ini, berinisiasi lebih cepat. Tersebutlah nama Affilinda S.Pd, M.Pd yang sudah empat tahun menjadi nahkoda di SMP Negeri 2 Masjid Raya, Aceh Besar itu.
Beliau pada hari Jumat, 1 Februari 2019 menelpon penulis untuk meminta kesediaan memotivasi para pelajar di sekolahnya untuk mau dan bisa menulis. Beliau mengundang penulis untuk bisa hadir ke sekolah beliau pada hari Senin, 4 Februari 2019 siang.
Nah, sebagai orang yang sudah menghibahkan diri untuk kepentingan gerakan literasi, maka undangan ini penulis terima dengan suka cita. Penulis membuka hati dengan ikhlas untuk datang memotivasi dan membimbing mereka menulis. Walau waktunya hanya setengah hari.
Namun semua itu tidak menjadi alasan untuk tidak berbuat. Undangan ini juga sekaligus untuk menyelidiki apakah sekolah ini selama ini sudah terbiasa dengan kegiatan literasi sekolah atau belum. Kalau pun sudah terbiasa, penulis ingin tahu apa saja kegiatan yang dilakukan, bagaimana strateginya, apa hasil yang sudah didapat, serta berapa lama kegiatan tersebut sudah berlangsung.
Jawabannya, ternyata mengejutkan. Bayangkan saja, sekolah yang letaknya tidak jauh dari kawasan wisata laut, yakni pantai Ujong Bate, tersebut. Selama ini sudah sangat kental dengan istilah literasi.