Lihat ke Halaman Asli

Tabrani Yunis

TERVERIFIKASI

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Susahnya Mencari Bengkel Jelang Lebaran

Diperbarui: 13 Juni 2018   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Tabrani Yunis

Ini sudah masa menjelang lebaran atau hari raya idul fitri ini. Wajar saja kalau semua orang sibuk dengan persiapan menjelang lebaran tersebut. Di pusat-pusat pasar penjualan pakaian, orang tua, terutama ibu-ibu sibuk membeli pakaian untuk anak-anak, diri sendiri, bahkan sekalian untuk suami. Ibu-ibu bahkan sempat lelah mencari pakaian yang sesuai dan cocok dari berbagai hal, baik model, bahan dan harga. Tidak jarang, banyak yang berkeliling dari satu toko ke toko lainnya. Terkadang tidak cukup satu hari, sampai berhari-hari, hingga ditemukan apa yang dicari. 

Pemadangan seperti ini bisa terlihat hingga hari ini, Rabu 13 Juni 2018 di Toko POTRET Busana di bilangan jalan Prof. Ali Hajmy, Pango Raya Banda Aceh. Bahkan di toko ini sejak  dua minggu sebelum puasa sudah disesaki oleh ibu-ibu yang menyiapkan pakaian hari raya buat keluarga. Konon, mereka berbelanja lebih awal dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya agar tidak sibuk menjelang lebaran tiba. Walau sebenarnya, ibu-ibu sangat sibuk menjelang lebaran.

Sudah menjadi kebiasaan  kalau seminggu menjelang hari raya, semua orang bergerak di semua sector terkait kebutuhan hari raya tersebut. Semua pusat pasar  disesaki pembeli yang membeli berbagai macam kebutuhan hari raya. Pusat-pusat pasar, seperti pasar tradisional dan modern seperti mall atau supermarkets, masih tetap penuh dan bahkan selalu terlihat sangat ramai. Keramaian bukan hanya terjadi di pasar atau di mall, tetapi juga di tempat lain. Di Banda Aceh, anehnya lagi, toko-toko, seperti toko pakaian dan kebutuhan lainnya itu buka hingga larut malam, bahkan ada yang buka hingga pukul 02.00 pagi. Gila benar bukan? Memang begitu gilanya belanja untuk hari raya atau lebaran di Aceh.

Selain sibuk belanja, tradisi mudik hingga kini masih belum bisa ditanggalkan dari budaya masyarakat Aceh.Bukan saja masyarakat Aceh, tetapi budaya masyarakat Indonesia secara umum. 

Untuk bisa mudik, maka semua orang akan membutuhkan moda transportasi, baik umum maupun pribadi. Bagi yang akan mudik dengan moda trasportasi umum, seperti kereta api, bus, atau travel car lainnya, tidak membutuhkan banyak persiapan. Yang penting punya uang untuk membeli tiket, kini tiket bisa dibeli dengan lebih mudah, karena bisa dipesan online. Semua menjadi mudah dan praktis, sejauh menggunakan aplikasi yang tersedia.

Namun, bagi yang ingin mudik dengan kenderaan sendiri, seperti sepeda motor atau mobil pribadi, ceritanya akan berbeda. Para pengendara mobil pribadi akan harus menjalankan persiapan yang lebih matang. Persiapan yang lebih matang tersebut terkait dengan beres atau tidaknya kenderaan yang akan dibawa mudik. Kesiapan itu mencakup dua hal, pertama kesiapan akan surat-surat kenderaan. Sejauh kenderaan memiliki dokumen lengkap, tentu tidak bermasalah. Namun, persiapan yang harus dengan sangat matang adalah persiapan melakukan cek dan recek terhadap kondisi kenderaan, misalnya kondisi mesin, ban, rem dan lain-lain. Ini semua harus dicek. Oleh sebab itu, semua pemudik harus peka dengan hal ini, bila tidak ingin bermasalah saat dalam perjalanan mudik atau saat balik. 

Pemudik yang cerdas atau sudah terbiasa, akan selalu menyiapkan kondisi mobil atau kenderaan lebih awal. Paling kurang, seminggu sebelum mudik, semua harus sudah dicek. Seperti kata orang bijak, lebih cepat dicek, lebih baik. Kalau pun ada kerusakan yang agak parah, sudah lebih cepat bisa diperbaiki. Mencari bengkel mobil pun masih agak lebih mudah. Bagaimana dengan pemudik yang baru cek kondisi mobil sudah mendekat lebaran? Pasti akan kalang kabut.

Benar sekali. Tidak salah. Tiga hari menjelang lebaran atau hari raya, penulis mencari bengkel yang bisa mengecek atau servis mobil POTRET yang penulis gunakan. Ada masalah sedikit dengan rem tangan. Untuk memperbaikinya, penulis sudah menghubungi bengkel langganan, namun walaupun langganan, ia minta maaf tidak bisa dengan segera memperbaiki, sebab banyak sekali mobil yang antre menunggu giliran. Penulis pun mencoba mencari bengkel lain, kondisinya sama saja, semua bengkel sedang penuh dengan  mobil yang memerlukan pengecekan atau perbaikan. Jadi berabe bukan? Jelas dong. Bagaimana bisa mudik kalau mobil tidak beres? Apalagi kalau perjalanannya mencapai ratusan kilometer? Jadi was-was bukan?

Oleh Tabrani Yunis

Untunglah penulis mendapat sebuah bengkel yang juga langganan, meminta penulis sedikit bersabar, karena alasan banyak yang sedang antre. Ia yakinkan penulis bahwa ia akan cek semua, asal tidak saat itu, ya tentu tidak ada cara lain, selain harus sabar menunggu. Ternyata kondisi ban juga sudah tidak rata, akhirnya harus menggantikan kedua ban belakang, agar perjalanan bisa lebih aman.

Kiranya, memang harus menjadi pelajaran bagi semua, agar tidak melakukan pengecekan mobil atau kenderaan terlalu dekat dengan momentum hari raya. Jangan anggap remeh dan mengira bahwa akan banyak bengkel yang bisa kita datangi. Kenyataannya, ketika banyak sekali orang yang akan melakukan pengecekan dan perbaikan, kita akan sulit menda[atkan bengkel. 

Oleh sebab itu, akan lebih baik melakukan pengecekan dan perbaikan lima belas hari sebelum mudik. Ini dimaksudkan agar tidak bermasalah dengan bengkel. Ya, artinya kita tidak kesulitan mencari bengkel yang bisa membantu kita mengecek dan memperbaiki, bila ada kerusakan. Bila tidak, bisa-bisa kita tidak jadi mudik. Kalau tidak jadi mudik, maka risikonya anggota keluarga akan jadi kecewa. Mau kecewa?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline