Oleh Tabrani Yunis
Pagi ini, Minggu 3 Juni 2018, pukul 07.00 WIB, seperti biasa aku membuka medsos atawa media social. Salah satunya adalah facebook. Sudah tahu, bukan? Selama ini kita sudah dibuat sangat tergantung dan tidak bisa lepas dari penggunaan gadgets atau gawai dengan berbagai alasan. Katanya, untuk mencari informasi, untuk membangun komunikasi dan bahkan untuk selfie lewat semua piranti atau aplikasi yang mendukung semua kebutuhan komunikasi tersebut.
Tentu banyak pilihan bagi kita. Salah satunya, kita bisa membuat siaran langsung dan juga menonton siaran langsung.
Kebetulan pagi ini, aku menyaksikan aksi yang menarik yang dilakukan oleh para aktivis Walhi Nasional di bundaran Hotel Indonesia di Jakarta. Lewat piranti gawai, dengan menggunakan aplikasi facebook, aku mengikuti acara aksi tersebut. Aku menyimak satu per satu pesan yang disampaikan lewat phamflet yang diusung oleh setiap peserta itu.
Pesan-pesan yang disampaikan lewat kaos dan phamplet tersebut menggunakan sejumlah tagline di ataranya seperti berikut. 1001 Aksi untuk bumi. Pesan ini memberi makna banyak aksi yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan bumi yang satu, yang kini semakin renta kian rusak itu. Ini menjadi aksi besar yang bisa dilakukan semua orang. Begitu penulis menginterpretasikannya.
Tulisan menarik yang tampak di sebuah spanduk besar yang mereka bawa bersama. Selain itu, beberapa tagline atau phamplet yang bisa terlihat lewat WALHI Live ( siaran langsung) Walhi di facebook pukul 07.00 WIB pagi tadi itu, sempat penulis catat di antaranya, ada pesan " Selamatkan bumi". Pertanyaan kita adalah mengapa para aktivis lingkungan ini menyerukan ucapan atau ajakan untuk menyelamatkan bumi.
Ajakan ini tentu sangat realitis dengan kondisi bumi yang kini semakin rusak. Ajakan kepada semua orang untuk mejaga agar bumi tetap lestari.
# Puasa Plastik#, Juga memberikan makna kepada kita bahwa selama ini, sejalan dengan modernisasi yang terjadi dalam kehidupan kita, penggunaan plastic sudah semakin sulit ditinggalkan. Orang-orang merasa lebih praktis mengggunakan bahan plastic ketimbang bahan-bahan yang mudah terurai, seperti empang dari bahan rumput. Sehingga semakin banyak orang yang menggunakan bahan yang serba plastic.
Lalu, apa yang terjadi kemudian adalah sampah plastic menjadi masalah. Masalahnya adalah sampah plastic terus menjadi polutan, yang menyebabkan polusi dan sampah plastic tidak bis didaur ulang secara masal. Plastik akan tetap menjadi plastic. Bahkan hal yang menggalaukan kita adalah terjadinya penumpukan sampah plastic di laut yang berakibat menjadi racun bagi kehidupan makhluk hidup dan biota laut.
Walhi Mengajak, Walhi Memanggil, Pulihkan Indonesia, adalah pesan dari tiga phamplet yang bisa kita rangkaikan menjadi satu. Ketiga, ungkapan ini menunjukan cara Walhi membangun kesadaran masyarakat, pemerintah dan pengusaha dengan cara-cara yang tidak memaksa, tidak konfrontatif dan juga tidak dalam bentuk atau cara-cara menyalahkan pihak-pihak tertentu.
Jadi kelihatan soft serta mengajak semua orang untuk mau bertindak memulihkan kembali lingkungan hidup yang sudah rusak, sebagai kepentingan bersama. Sementara pesan tentang Rimba terakhir, memberikan makna tentang kondisi rimba kita yang semakin punah, karena ulah manusia yang melakukan logging baik secara legal, maupun illegal. Rusaknya hutan dan rimba raya sudah menggangu ekosistem dan menyebabkan konflik dengan satwa terus terjadi dan berlanjut hingga kini.