Oleh Tabrani Yunis
Hari ini, suasana kota Banda Aceh tampak sangat padat dan sibuk. Di pasar-pasar, seperti pasar Peunayong, Pasar Aceh, Neusu dan apalagi di sekitaran stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya, semakin banyak kenderaan yang berseliweran. Banyak mobil dengan nomor polisi ( nopol) luar Aceh dengan nopol tunggal, seperti urutan 1 dan lainnya, yang berwarna merah dan juga warna lainnya. Di seputaran kawasan wisata kuliner di sepanjang jalan T.P.Nyak Makam dan jalan Profesor Ali Hasyimi, Pango Raya, sejumlah warung kopi , warung nasi dan cafe dipenuhi banyak pengunjung yang ingin menikmati kuliner Aceh, menikmati cita rasa kopi Ule Kareng, kopi Arabika Gayo, hingga mie Aceh dan masakan khas Aceh lainnya. Pokoknya, mulai hari ini, kota Banda Aceh banjir. Bukan banjir karena tadi sore hujan lebat dan membuat sebagian jalan di kawasan jalan Teungku Daud Bereueh beberapa saat tergenang air, kota Banda Aceh mulai hari ini dibanjiri pendatang atau tamu dari berbagai provinsi di Indonesia.
Kabarnya, sejak beberapa hari lalu, arus trasportasi darat banyak berdatangan ke Aceh. Begitu pula dengan lonjakan penumpang pesawat dari luar Aceh. Banyak orang yang tidak bisa ke Aceh karena tidak ada seat di semua pesawat. Kata banyak orang yang mau ke Aceh, harga tiket pesawat pun menggila. Sehingga ada yang mencoba naik pesawat dari Jakarta ke Kuala Lumpur , lalu dari Kuala Lumpur terbang ke Aceh. tapi itu tidak mudah, karena harus ada passport dan persyaratan lain. Singkat cerita, bagi yang mau ke Aceh seharian ini memang harus berebut kesempatan. Bila tidak, ya terpaksa naik bis dari Medan ke Banda Aceh, Selain padatnya atau sulitnya mendapatkan tiket dan seat di pesawat, selama seminggu ini hotel-hotel, besar dan kecil, semuanya penuh. Ya bahkan losmen atau wisma pun penuh. Padahal jumlah hotel di kota Banda Aceh selama ini sudah meningkat. Namun, sekali lagi, minggu ini penuh. Bukan saja hotel yang penuh, banyak rumah penduduk yang dijadikan tempat penginapan di sejumlah desa di kota Banda Aceh. Mengapa Banda Aceh sekarang banjir pendatang atau tamu?
Mulai hari ini, 6 Mai hingga 11 Mai 2017 di kota Banda Aceh berlangsung Pekan Nasional Petani dan nelayan ( PENAS XV 15) 2017. Acara nasional yang menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, merupakan acara atau kegiatan untuk meningkatkan semangat atau motivasi dan gairah para petani dan nelayan serta masyarakat pelaku agribisnis dalam membangun sistem dan meningkatkan daya saing yang berkelanjutan dengan caranya, melalui kemitraan yang saling menguntungkan. Jadi, dengan adanya acara ini, tampaknya kondisi ekonomi Aceh yang kata banyak orang sedang lesu, menjadi bergairah lagi, walau hanya beberapa hari. Konon, lebih dari 35.000 tamu dari luar Aceh yang datang berpartisipasi dalam acara ini. Ditambah lagi dengan orang-orang dari daerah Aceh sendiri. Kegiatan ini akan sangat berarti bagi masyarakat kota Banda Aceh dan Aceh pada umumnya, karena acara ini juga menjadi sarana hiburan bagi masyarakat kota Banda Aceh dan Aceh umumnya. Selamat datang para tamu, selamat menikmati keramah tamahan masyarakat Aceh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H