Masuk bulan Desember dan menjelang perayaan Natal, sebagian umat non muslim dalam hal ini Kristiani di Jawa Timur mungkin akan teringat pada Riyanto. Seorang pemuda anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU yang tewas menyelamatkan ratusan nyawa dari bom Natal.
Hari itu adalah tgl 24 Desember 2000, Riyanto bertugas di Gereja Sidang Jemaat Pentakosta di Indonesia Eben Haezer Mojokerto Jawa Timur. Natal memang beririsan dengan bulan Ramadhan. Riyanto yang muslim selesai berbuka puasa dan mengikuti apel.
Pada saat itu, Presiden Indonesia adalah Gus Dur. Pada masa itu pula, konflik umat Kristen dan Ambon sangat panas sejak 1999. Gus Dur sempat menolak beberapa tokoh Islam garis keras yang meminta Gus Dur mengirim Bans eke Ambon untuk membantu kelompok Islam.
Tapi Gus Dur menolak dan mengambil upaya untuk melerai konflik itu. Mengirim Banser sama saja dengan berat sebelah karena memberi pertolongan kepada salah satu agama. Di mata Gus Dur, kedua umat yang berkonflik itu adalah waga Indonesia dan wajib dilindungi sehingga sikap berat sebelah tak boleh dilakukan pemerintah.
Namun yang dilakukan Gus Du adalah memerintahkan Banser untuk menjaga geeja-gereja tas nama kemanusiaan. Itulah kenapa seorang Riyanto (dan teman-temannya) terlibat dalam penjagaan geeja.
Ketika kebaktian jelang Natal dimulai, Banser dan polisi yang menjaga mendapat laporan soal bungkusan hitam yang mencurigakan. Setelah dilihat ternyata bungkusan itu berupa rangkaian kabel yang menyerupai bom. Riyanto kemudian membuangnya ke tempat sampah. Namun tempat sampah itu dinilainya masih dekat dengan jemaat maka dia membuangnya ke lokasi lebih jauh. Saat itulah bom meledak dan Riyanto tewas seketika.
Rudi Sanusi Widjaja, pendeta saat itu menyebut Riyanto sebagai pahlawan kemanusiaan karena keberaniannya demi banyak nyawa di sekitarnya. Hingga kini banyak jemaat gereja baik di Mojokerto mauun di tempat lain mengenang keberanian dan pengorbanan Riyanto. Bahkan baru-baru ini pemda setempat dan sebuah jemaat gereja mengunjungi keluarga Riyanto.
Bagaimanapun Riyanto adalah inspirator untuk menjaga dan menghidupkan relasi sesama manusia tanpa memandang sekat yang menyertainya. Gus Dur pernah datang ke haul Riyanto ke lima dan pada tahun 2020 PP GP Ansor memberi gelar padanya : Pejuang Kerukunan Umat Beragama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H