Pada cuaca secerah ini
Jika kuletakkan sebuah koto *
Tak tahan akan keindahan musim gugur
Pasti melantunkan nada lirih
*alat musik petik tradisional Jepang
Musim gugur, entah kenapa selalu membawa saya ke atmosfer romantis.
Mungkin karena keindahan hamparan dedaunan berwarna kuning, merah, oranye tersebut bisa membuat saya terhipnotis. Sehingga perasaan menjadi berbunga-bunga dan mabuk kepayang.
Saya menduga hal yang sama juga dirasakan oleh Yagi Juukichi. Dia adalah seorang penyair Jepang yang hidup pada era akhir Meiji dan awal era Showa.
Sehingga lahir puisi karyanya, seperti sudah saya terjemahkan bebas pada awal tulisan. Kali ini, saya bukan ingin membawa Anda mabuk kepayang.
Namun ingin mengajak pembaca untuk menikmati keindahan daun-daun musim gugur di Kuil Eigenji.
Saya akan bercerita sedikit mengenai kuil ini.
Eigenji adalah kuil Budha di Prefektur Shiga, dan merupakan kuil dari aliran Rinzai. Kuil ini didirikan pada tahun 1361 oleh Jakushitsu Genkou.
Dalam perjalanan sejarahnya, Kuil Eigenji juga sempat jatuh bangun. Bahkan akibat perang besar yang terjadi pada tahun 1492 dan 1563, seluruh bangunan kompleks kuil terbakar habis.
Berkat bantuan dari kaisar Gomizuno-o yang berkuasa pada masa itu, penguasa daerah Hikone dari klan I-i, maupun dari kuil lain yang mempunyai hubungan erat dengan Eigenji, maka kuil sedikit demi sedikit dapat dibangun kembali. Sehingga bangunan di area kompleks pun akhirnya bisa menjadi seperti sediakala.
Oh ya, saya ingin bercerita tentang satu cerita menarik yang berhubungan dengan kuil. Dahulu ada penguasa bernama Rokkaku Mitsutaka. Dia sudah lama tidak dikaruniai keturunan.