Hari ini tanggal 25 Desember adalah hari Natal, dirayakan oleh umat kristiani di seluruh dunia.
Yesus Kristus lahir di kandang kotor dan hina, kemudian dalam perjalanan hidupnya pun selalu mendapat hinaan dan cercaan. Namun itu semua tidak menyurutkan diri-Nya untuk selalu menebar kasih dan kedamaian kepada semua orang, tanpa terkecuali.
Kenapa tanpa terkecuali?
Alasannya hanya satu. Kasih itu bak sinar matahari, memberikan kehangatan kepada semua orang tanpa pandang bulu. Sehingga kasih itu juga perlu diberikan tanpa terkecuali, karena itu merupakan hak semua orang. Seperti juga semua orang di muka bumi ini berhak untuk menikmati sinar matahari.
Sebulan yang lalu tanggal 23 sampai 26 November, Bapa Suci Paus Fransiskus berkunjung ke Jepang, setelah lawatannya ke Thailand.
Paus pertama dari benua Amerika (Amerika Latin), sekaligus juga sebagai Paus pertama dari ordo Jesuit (biasa disingkat dengan SJ, atau Society of Jesus) ini mengunjungi tiga kota selama berada di Jepang, yaitu kota Hiroshima, Nagasaki dan Tokyo.
Tema dari kedatangan Bapa Paus ke Jepang kali ini adalah "Protect All Life". Tema ini sebenarnya mempunyai esensi tidak jauh dari tema pada saat Bapa Santo Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Jepang 38 tahun lalu.
Matahari yang sudah saya singgung sedikit pada awal tulisan, digunakan pada logo tema kunjungan Bapa Paus ke Jepang kali ini.
Seperti Anda lihat di bawah, bulatan merah besar melambangkan Matahari, melingkupi gambar bara api warna hijau sebagai lambang pulau Jepang, serta gambar api biru yang melambangkan Bunda Maria.
Ada juga gambar bara api merah kecil untuk melambangkan pengorbanan orang-orang suci (dalam bahasa Jepang disebut sebagai seijin), yang gugur mempertahankan iman mereka dari penindasan (dalam bahasa Jepang, ini terjadi saat era kirishitan kinshirei) para penguasa Jepang pada abad ke-16.
Logo dengan lambang matahari besar ini juga pas sekali untuk digunakan, sebab Jepang adalah negara yang erat hubungannya dengan matahari.