Apakah pembaca suka jalan-jalan di mal? Walaupun banyak toko yang menjual produk (barang) di mal, sekadar jalan-jalan di sana tanpa berbelanja, termasuk kegiatan yang mengasyikkan lho.
Berbagai fasilitas bisa kita temukan di mal. Selain toko yang menjual berbagai macam kebutuhan, ada juga restoran, perspustakaan, tempat berolahraga, bahkan ada cabang kantor kelurahan untuk mengurus berbagai macam administrasi.
Apalagi di musim panas seperti ini. Saya suka mengunjungi mal sekadar untuk nebeng duduk supaya tidak kepanasan, dan mengamati orang yang lalu lalang sambil mendengarkan musik yang diputar.
Ya. musik memang selalu diputar di mal. Karena Jepang adalah negara dengan 4 musim, maka musik yang diputar disesuaikan dengan musim.
Minggu lalu saya jalan-jalan ke sebuah mal di Tokyo, dan kebetulan musik yang diputar adalah alunan komposisi karya Antonio Vivaldi yang berjudul "Summer", yang merupakan bagian dari konserto "Four Season".
Mereka sudah akrab dengan musik sejak dari sekolah (terutama SMP dan SMA), karena musik diajarkan komplet dengan praktiknya sekaligus, misalnya main piano atau alat musik lain.
Saya tidak tahu nama orkestra yang memainkan konserto pada musik yang diputar. Namun karena musiknya sangat apik didengar, maka saya berpikir anggota orkestra adalah orang-orang berpengalaman. Dan yang paling penting adalah, sang konduktor juga orang yang sangat paham dan ahli atas karya komposisi Vivaldi.
Berbicara mengenai orkestra, mumpung hari Sabtu, boleh kan kalau saya menganalogikan orkestra sebagai kabinet? Lalu mengandaikan bahwa pemain dalam orkestra adalah para menteri, dan sang konduktor adalah presiden.
Anggota orkestra harus bisa memainkan alat musik. Bisa dibayangkan jika ada orang yang tidak mahir memainkan biola (atau dia bohong mengatakan mahir main biola, padahal tidak), kemudian dia diserahi tugas untuk memainkan biola dalam satu orkestra. Maka sudah bisa dipastikan akan muncul nada sumbang. Sehingga musiknya sudah pasti tidak enak untuk didengar bukan?
Seorang menteri harus menguasai bidangnya. Itu saja belum cukup, karena pikiran harus terus diasah agar memiliki kepekaan dalam melaksanakan pekerjaan.