Dengan naik takhtanya Pangeran Naruhito menjadi kaisar Jepang, maka otomatis era Heisei sudah berakhir. Tanggal 1 Mei 2019 adalah awal gengou baru Jepang, yaitu era Reiwa (dalam Bahasa Jepangnya disebut Reiwa gan-nen).
Orang biasanya mengingat gengou (nama era berdasarkan kaisar yang naik takhta, dieja dengan gen-gou) yang sudah lewat dengan istilah tersendiri. Istilah ini biasanya disebut setelah nama gengou yang berlaku dimasa itu, yang bisa menjadi sekadar penggambaran umum dari suatu era, bahkan terkadang berdasarkan peristiwa penting yang terjadi pada era tersebut.
Misalnya pada era Taisho, rakyat sedang gemar mengusung ide yang berasal dari luar Jepang yaitu demokrasi. Sehingga muncullah istilah Taisho Democracy. Pada era Showa, PM Jepang saat itu yaitu Fukuda Takeo menggunakan istilah Showa Genroku, untuk menggambarkan suasana pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan rakyat hidup dengan tenang tanpa harus khawatir akan keadaan.
Sepanjang era Heisei yang berumur kurang lebih 30 tahun, tentunya banyak peristiwa yang terjadi. Di antara semua peristiwa itu, yang mencolok pada era ini adalah keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan dan pertumbuhan ekonomi juga stagnan.
Keinginan masyarakat untuk mengeluarkan uang (berbelanja) juga turun drastis dan barang-barang dagangan banyak yang tidak laku terjual. Hal ini mengakibatkan lahirnya istilah Heisei Deflation.
Pada setiap era, individu yang berbeda tentunya menyimpan kenangan yang berbeda. Saya yang sempat merasakan era Heisei (walaupun tidak begitu lama), juga menyimpan beberapa kenangan tersendiri.
Untuk mengenang dan mengucapkan selamat tinggal (sayounara) kepada era Heisei, saya akan menuliskan beberapa informasi tentang peristiwa penting yang terjadi di era Heisei, yang saya rangkum dari berbagai sumber.
Pada akhir era Showa sampai awal era Heisei tahun pertama (Bahasa Jepangnya Heisei gan-nen, atau tahun 1989) dan tahun kedua, kondisi ekonomi Jepang menguat dan keadaan ini biasa disebut dengan Economic Bubble (baburu keizai). Saat itu harga saham, terutama properti, naik secara drastis. Bahkan umumnya, saham dan properti dihargai berlebihan dari harga sebenarnya (harga pasar).
Mata uang yen juga menguat. Sehingga, mungkin kita masih ingat bahwa perusahaan Jepang pada tahun 90-an terkenal royal untuk membeli properti. Bahkan terkadang mereka memborong benda seni karya artis ternama dunia, yang harganya tentu sangat mahal.