Jepang berhasil bermain imbang pada pertandingan keduanya melawan Senegal dengan skor 2-2. Kunci kemenangan Jepang pada pertandingan ini adalah gol yang disarangkan ke gawang lawan oleh Honda Keisuke, sebagai hasil umpan dari Inui yang juga mencetak gol pertama bagi Jepang di pertandingan yang sama.
Honda Keisuke, yang masuk menggantikan Kagawa Shinji di menit 72 memang layak untuk dijuluki sebagai "Africa Killer". Terbukti dengan hanya 6 menit setelah Honda bermain, dia bisa menyarangkan bola ke gawang Senegal yang dijaga ketat oleh Khadim Ndiaye.
Gol ini juga menjadikan Honda sebagai satu-satunya pemain Asia yang berhasil mencetak gol di tiga pertandingan FIFA Piala Dunia (selanjutnya saya akan tulis FPD).
Jepang akan menghadapi Polandia tanggal 28 Juni (Kamis) jam 23:00 (JST) sebagai pertandingan terakhirnya dibabak penyisihan grup H di Volgograd Arena. Kalau kita flashback sejenak ke tahun 1996 pada saat Olimpiade Atlanta, pola negara lawan Jepang dalam cabang sepak bola mirip dengan pola negara lawan Jepang saat FPD 2018 saat ini.
Pada Olimpiade Atlanta, Jepang pertama menghadapi Brasil, kemudian Nigeria dan terakhir Hungaria. Pola negara lawan Jepang adalah negara Amerika Latin -> Afrika -> Eropa Timur.
Skor Jepang saat itu adalah menang 2 kali dan kalah sekali pada pertandingan melawan Nigeria. Saat itu pula Nishino bisa menciptakan "Keajaiban Miami", dengan mengalahkan Brasil di pertandingan pertamanya. Namun di Atlanta, Jepang harus rela tersingkir karena kalah angka, walaupun Jepang bisa menang pada 2 kali pertandingan.
Jepang berada di grup H pada FPD 2018 saat ini. Pertandingan pertama Jepang adalah melawan Kolombia, kemudian Senegal dan nanti yang terakhir melawan Polandia. Pola negara lawan Jepang persis seperti saat Olimpiade Atlanta, yaitu Amerika Latin -> Afrika -> Eropa (Timur).
Bahkan pada pertandingan pertamanya, Jepang bisa menciptakan "Keajaiban Mordovia" (seperti juga Nishino saat Olimpiada Atlanta menciptakan "Keajaiban Miami"), dengan mengalahkan Kolombia yang membuatnya sebagai negara Asia yang pertama yang bisa mengalahkan tim dari negara Amerika Latin pada perhelatan FPD.
Sebenarnya, tidak ada yang mencolok pada tim Jepang dalam FPD kali ini. Style permainan tim Jepang bisa dibilang "biasa saja". Lain jika dibandingkan dengan, misalnya tim dari negara Amerika Latin yang mempunyai style dengan beberapa pemain mempunyai kemampuan penguasaan bola individu yang handal, maupun tim dari negara Eropa dengan style strategi pertandingan yang jitu dengan kemampuan para pemain memberi umpan bola dengan presisi yang tinggi sehingga pertandingannya enak untuk dinikmati.
Namun demikian, ada yang berbeda pada tim "Samurai Blue" saat ini. Mereka mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi, sejalan dengan bergulirnya permainan.
Kita bisa lihat pada pertandingan melawan Senegal yang lalu. Di awal pertandingan, tim Jepang terlihat kewalahan menghadapi tekanan dan serangan cepat yang dilakukan oleh Senegal, yang memang memiliki kekuatan fisik yang dibarengi dengan kemampuan mobilitas yang tinggi.