Jika kita susah atau bingung menemukan kata2 yang tepat untuk mengungkapkan perasaan hati kita, orang bilang "katakanlah dengan bunga". Tentunya orang suka akan bunga, yang mempunyai berbagai macam bentuk dan warna serta keunikannya masing2.
Di negara yang mempunyai 4 musim termasuk Jepang, memasuki bulan Maret---yang merupakan awal musim semi---maka suhu udara sudah berangsur naik dengan teratur. Meskipun begitu, pada malam maupun pagi hari, suhu dinginnya masih terasa sampai ke tulang sumsum. Nah, salah satu tanda datangnya (awal) musim semi adalah kita bisa menyaksikan bunga2 yang mulai bermekaran.
Diantara bunga itu, ada 3 bunga yang bentuknya mirip yaitu Ume (Japanese Apricot), Momo (Peach) dan Sakura (Cherry Blossom). Bisakah pembaca membedakan antara ketiga bunga tersebut ? Kalau belum bisa membedakannya, jangan khawatir. Saya akan membahas bagaimana caranya diakhir tulisan.
Sekilas tentang Ume
Saat ini, jika pembaca diminta menyebutkan nama bunga yang erat hubungannya dengan Jepang, maka bisa dipastikan 99,99% jawabannya adalah Sakura. Bahkan negara Jepang sendiri terkadang disebut sebagai Negara/Bumi Sakura.
Pada era Nara (Tahun 710 sampai 794) dan era2 sebelumnya, kalau penduduk saat itu diminta menyebutkan nama bunga, maka mereka serentak akan menyebut nama Ume, bukan Sakura. Masih pada era Nara (dan era sebelumnya), acara hanami (apresiasi keindahan bunga) adalah untuk menikmati keindahan Bunga Ume. Lagi2 bukan bunga Sakura. Acara hanami yang kita kenal sekarang dimana masyarakan menikmati keindahan bunga Sakura, sebenarnya "baru" dimulai sejak era Edo (sekitar tahun 1600-an).
Ada beberapa teori yang berbeda tentang asal muasal bunga Ume ini. Beberapa ahli mengatakan Ume berasal dari daratan Tiongkok (yang merupakan pendapat mayoritas), namun ada juga yang mengatakan Ume aslinya berasal dari Jepang. Selain pendapat yang berbeda mengenai asal usulnya, perbedaan lain antara Jepang dan Tiongkok---yang berhubungan dengan Ume menurut literatur yang ada---adalah, di Jepang, perhatian yang utama dari masyarakat kepada Ume adalah pada bunga Ume itu sendiri, yaitu keindahan bentuk dan warna-warni nya.
Sedangkan di Tiongkok, perhatian atau minat utama masyarakat adalah kepada buah Ume, yang memang banyak digunakan untuk obat-obatan dan juga sebagai bahan makanan seperti buah Ume yang diawetkan dengan menggunakan garam.
Ume, selain bunganya yang memiliki keindahan tersendiri dan buahnya yang bisa dimakan (walaupun buah yang masih muda ada yang bisa menyebabkan keracunan kalau dimakan), pohon (batang)nya yang kuat juga bisa digunakan untuk membuat perkakas makan, misalnya dibuat untuk sendok, sumpit atau gelas.
Alat makan Jepang (washokki) yang berasal dari keramik pun, banyak yang diberi gambar Ume. Bahkan ada juga yang bentuknya---misalnya piring atau wadah---mempunyai wujud seperti bunga Ume. Penggunaan Ume sebagai bahan dasar untuk dibuat sebagai perkakas makan, atau penggunaan gambarnya pada alat makan memang istimewa.
Kenapa ? Karena walaupun bunga Ume hanya bisa dinikmati pada (awal) musim semi, namun alat makan dari pohon Ume, maupun yang bergambar Ume---misalnya gelas untuk minum teh atau piring untuk makan---disukai untuk digunakan di segala musim.