Progresivisme merupakan paham filsafat yang menentang sistem pendidikan tradisional yang sangat kaku, menuntut disiplin ketat, dan membuat peserta didik menjadi pasif. Pendidikan bagi kaum progressive merupakan proses penggalian pengalaman terus-menerus merekostruksi (menyusun ulang) pengalaman hidup.
Pendidikan merupakan wahana efektif dengan orientasi pada sifat dan hakikat anak didik sebagai manusia yang berkembang.
Kurikulum bersifat fleksibel, tidak kaku, bisa diubah sesuai dg kehendak zaman, terbuka dan tidak terikat oleh doktrin tertentu sehingga dapat dievaluasi dan direvisi sesuai kebutuhan
Guru adalah pembelajar juga hanya ia lebih berpengalaman sehingga dapat dipandang sebagai pembimbing atau pengarah oleh peserta didik.
Hal penting bagi peserta didik adalah pengalaman.
Metode pengalaman tidak menolak buku, perpustakaan, museum dan pusat pengetahuan lainnya.
John Dewey sebagai bapak progresivisme mengatakan bahwa pendidikan dipandang sebagai proses dan sosialisasi, yaitu proses pertumbuhan dan proses belajar dari kejadian di sekitarnya (gutek, 1988: 85).