Lihat ke Halaman Asli

Tangisan Itu

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ketika tak ada orang lagi yg menemaniku, selain air mata itu.
Air mata mengalir seiring duka ku melepas kepergianmu disisiku.
Pedih itu kau torehkan di atas luka yg ku ciptakan.
Rasa yg mungkin kau tunjukan agar aku bahagia dengan dirinya.
Agar meyakinkanku bahwa keputusan itu yg terbaik untuk ku.

Aku yg memercikan api itu
Bahkan akupun tak mampu untuk memadamkannya.
Dimulai dengan komunikasiku yg terhambat dengan ku.
Beranjak dari perhatiannya yg ia isi di kehampaan hatiku karena mu.

Tak pernah terbesit untuk meninggalkanmu.
Tp tak pula ku mampu membohongimu.
Tak ada kemajuan selama kita bersama.
Yang ada hanya rasa acuhnya kau pada ku.

Cinta itu tak pernah ada semenjak seseorang pergi saat ulang tahunku.
Ulang tahun yg terdasyat yg dihadiahkan penghianatan dari seseorang yg ku cintai.
Sampai saat kau datang melampiaskan rasa sayang itu kepada ku.
Sampai saat dia datang mengisi kekosongan hati karenamu.
Cinta pun tak pernah datang menemuiku sejak seseorang itu.

Kini yg ada hanya sakit hatiku melepasmu.
Dan keraguanku menerima cintanya akan diriku.
Tangisan itu ku persembahkan atas kebimbanganku untuk memilih dan menjadi yg terbaik.
Air mata itu jatuh sampai saat ini, ketika ku sadari kau tak lagi bersama ku.
Tak akan bersamaku nyata ataupun dalam khayalku.
Tangisan itu pun tak akan berhenti melepas kau dari sisiku.

A love that broke all relationship




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline