Lihat ke Halaman Asli

Fotosintetis: Apakah Manusia Berubah di Pandangan Karib Terdekatnya

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sebuah analogi botani diadaptasi kedalam ilmu psikologis yang akan saya bahas, Fotosintesis. Fotosintesis berasal dari bahasa yunani berarti penggabungan cahaya. Fotosintesis merupakan proses biokimia pembentukan zat makanan yang dilakukan oleh tumbuhan khususnya tumbuhan yang memiliki klorofil dengan bantuan berbagai zat eksternal seperti air, zat dalam tanah, karbondioksida dan cahaya matahari. Saya tidak akan membahas banyak mengenai fotosintesis namun saya memandang terdapat persamaan antara tanaman dalam hal melakukan fotosintesis dan perubahan dari perilaku manusia, apakah manusia memang berubah khususnya dipandangan karib (saudara, keluarga, sahabat) terdekatnya ?

Perubahan dialami oleh tumbuhan jika sedang berfotosintesis. Perubahan tersebut bersifat produktif dan mengarah kedalam hal yang lebih baik. Tetapi, orang-orang baru menyadari proses tersebut sesaat ketika tanaman menghasilkan sesuatu yang nyata yaitu buah-buahan atau bunga. Dimana sebenarnya tanaman telah menghasilkan sesuatu yang bermanfaat sesaat setelah sebuah butir benih meyadari dirinya akan memiliki akar dan batang. Beginilah manusia memandang manusia lainnya, ketika kita masih kecil orang-orang melihat kita sebagai sosok yang lugu, imut, lucu, atau secara umum dipandang baik. Ketika kita beranjak dewasa dimana kita telah memiliki argumentasi sendiri, memiliki cara berfikir sendiri yang terkadang tidak sependapat dengan orang lain, dan bahkan kita memiliki jalan hidup yang tidak disangka oleh karib terdekat kita seperti orang tua kita sendiri. Apa yang akan mereka katakan jika kita tidak sesuai ekspektasi mereka ? “Dia telah berubah”.

Kembali kedalam analogi, fotosintesis telah dilakukan bahkan ketika tanaman masih bayi, dan secara “genetik” tanaman telah diberikan kemampuan untuk menghasilkan bunga contohnya, dimana banyak orang yang tidak menyadari ini sampai saat tanaman tersebut menunjukkan kemampuan dalam memproduksi bunga tersebut ketika dewasa, dan orang lain akan berkata “Tanaman ini bisa menghasilkan bunga”, dan disaat tanaman tersebut tidak menghasilkan bunga maka orang berkata “Tanaman ini telah berubah” maksudnya berubah kearah yang lebih buruk-kah ? karena tidak bisa lagi menghasilkan bunga ? Silahkan baca kembali paragraf ini dengan mengganti kata tanaman menjadi seseorang, dan bunga menjadi uang, setelah itu lanjut ke paragraf berikutnya.

Secara genetik-psikologis seseorang telah diberikan bakat untuk melakukan sesuatu dan menjadi sesuatu melalui bakat terpendam, tipe pasangan hidup, hobi dan kesukaan, atau segala sesuatu yang mungkin diluar ekspektasi dari karib kita / yang karib kita tidak tahu sama sekali. Kita tidak pernah menunjukkan hal tersebut sebelumnya kepada karib kita. Ketika kita sudah lama tidak bertemu dengan karib tersebut, saat bertemu lagi hal yang tidak pernah kita tunjukkan akhirnya kita tunjukkan, maka karib kita akan mengatakan “Kau telah berubah” Jadi bagaimana mekanismenya ? Apakah kita memang telah berubah, atau karib kita yang tidak memiliki pengetahuan lebih mengenai kita SAAT ITU. Kita tidak pernah ingin untuk berubah namun karena waktu, hasil fotosintesis dari diri kita yang dulu tak pernah muncul akan terlihat yang membuat diri kita sepertinya berubah PADAHAL bukan berubah, NAMUN mereka-lah yang baru mengetahui hal tersebut terdapat didiri kita.

Pada akhirnya saya ingin mengatakan, APAKAH KITA DINILAI BERUBAH KARENA MEMANG KITA BERUBAH DAN MENYALAHI KODRAT GENETIK atau KITA TIDAK BERUBAH NAMUN BARU SAJA MENUNJUKKAN HAL YANG BELUM PERNAH DITUNJUKKAN DARI DIRI KITA YANG TELAH ADA SEJAK LAHIR atau ORANG LAIN YANG TIDAK MEMILIKI PENGETAHUAN PENUH MENGENAI KITA MENGATAKAN KITA BERUBAH KARENA EKSPEKTASI MEREKA TERHADAP KITA SAAT BERTEMU KITA DULU ? Silahkan dijawab kelompok pertanyaan manakah kita.

Syibbli Zainbrin, 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline