Lihat ke Halaman Asli

Syyiif_31

Guru Madrasah Diniyah di Pondok Pesantren At-Taqwa Muhammadiyah Kranji - Paciran - Lamongan

Bagaimana Bisa Kita Takut Miskin, Padahal Kita Memiliki Allah Yang Maha Kaya?

Diperbarui: 3 Januari 2023   10:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kalimat yang cukup sederhana, namun mampu menampar hati siapapun dari nafsu serakah akan kemilaunya dunia. Di saat banyak orang ketakutan akan kekurangan harta benda dan makanan, ada si pemulung dan pengemis yang menyimpan keyakinan bahwa mereka tidak akan miskin karena memiliki Tuhan Yang Maha Kaya.

Yang terkadang membuat kita sering melupakan rezeki yang telah dijamin oleh Allah adalah sifat serakah dan rakus. Juga adanya rasa takut yang berlebihan akan kelaparan, kekurangan, dan kemiskinan. Sehingga sering terjadi manusia bertindak semena-mena baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

Semua manusia memiliki cerita unik dalam mencapai keinginannya. Bukan tentang mereka yang kaya dan mampu melakukan semua hal dengan hartanya, tapi bisa Jadi tentang mereka yang kurang mampu namun memiliki keinginan kuat untuk mencapai ridho -Nya.

Telah disebutkan dalam Qur'an surat Al-Baqarah: 117

 

Allah menciptakan sesuatu dengan perkataan "kun", ungkapan ini adalah bentuk penyederhanaan tentang Maha Besarnya Allah. Apa saja yang dikehendaki untuk ditetapkan semua akan terjadi dengan mudah. Dilanjutkan dengan kata "'fayakun" yang berarti "maka jadilah", bukan berarti terjadi seketika itu juga. Melainkan melalui proses yang memerlukan waktu. Setiap tahapan proses yang berlangsung dalam alam ini pasti akan berlaku sesuai hukum alam dan ketentuan-ketentuan Allah.

Begitu pun dengan panggilan ke Baitullah, tak selamanya mereka yang cukup materi dapat memenuhi panggilan ke sana. Tapi mereka yang cukup dalam niat dan usaha pun dapat memenuhi panggilan untuk ke sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline